[caption id="attachment_365074" align="alignnone" width="700" caption="noahealth.org."][/caption]
"Kok  saya bisa kencing manis  dokter?" Padahal saya tidak begitu suka minum gula. Paling hanya minum teh manis waktu pagi, cerita pasien suatu pagi di ruang praktek seperti tidak percaya waktu saya beritahu,  bahwa dia menderita kencing manis ( Diabetes melitus tipe 2)
Pasien, wanita, usiasekitar 48 tahun, punya anak 3 orang, datang konsultasi karena keluhan penurunan berat badan yang dirasakannya dalam beberapa bulan terakhir. "Dulu saya gemuk sekali dokter, perut saya juga  besar sekali, dikira orang saya hamil. Masak sudah tua begini hamil, malulah dokter. Kalau jadi kurus seperti sekarang, dan sehat tidak apa-apalah, cuma saya heran, makan saya banyak, tapi badan saya kok tambah kurus", cerita pasien.
"Ya, ini gula darah Ibu tinggi sekali, bila gula darah lebih dari 200 mg/dl, walaupun Ibuk  baru saja  makan, Ibuk sudah diabetes. Dan, gula sebenarnya bukan penyebab langsung diabetes.  Ibuk boleh saja minum gula, apalagi kalau hanya sekali sehari minum teh manis. Tetapi,  gula seperti halnya karbohidrat sederhana lain,  makanan ringan yang biasa Ibu konsumsi, apakah itu kue, roti, kerupuk, mie, donut, karena mengandung kalori yang tinggi dapat memyebabkan seseorang menjadi gemuk, berat badan berlebih. Jadi, yang menjadi masalah sebenarnya adalah perut Ibuk yang dulu buncit itu--saya lihat perutnya yang sekarang pun masih cukup besar--, tumpukan lemak di perut Ibuk itu yang menyebabkan kadar gula darah Ibuk tetap tinggi. Ibuk gemuk itu karena Ibuk makan melebihi kebutuhan yang dibutuhkan oleh tubuh Ibuk. Dan, memang, kalau Ibuk minum air gula, termasuk teh manis, gula darah Ibuk akan naik, tetapi itu hanya bersifat sementara, dan itu juga terjadi pada orang normal. Bila gula darah naik, melalui mekanisme yang cukup rumit, tubuh akan mempertahankan gula darah yang tinggi itu menjadi normal kembali. Kegagalan tubuh mempertahankan gula darah tetap normal itulah yang disebut dengan kencing manis atau diabetes melitus. Dan, salah satu faktor resiko penting diabetes melitus (tipe 2)  itu adalah kegemukan, terutama perut yang buncit", saya mencoba menerangkan secara sederhana.
Nah, menganggap gula sebagai penyebab diabetes melitus juga mempengaruhi cara  pandang pasien terhadap penyakit diabetes  yang disandangnya. Mereka sering beranggapan kalau tidak minum gula, penyakitnya tidak akan bermasalah. Jadi,  boleh-boleh saja mengkonsumsi makanan lain. Ini tentu saja berpengaruh terhadap kendali gula darah mereka. Dan ini sering saya lihat pada pasien yang  konsultasi. Saya tidak minum gula lagi, tapi kok gula saya masih tetap tinggi? Pertanyaan yang sering diajukan oleh pasien.
Jadi, gula bukan merupakan penyebab langsung diabetes melitus, dan gula sebenarnya sama saja dengan karbohidrat sederhana lain seperti nasi, bahan makanan lain dari tepung, kue, roti, mie, donut, fast food, dan yang lain-lain. Kegemukan akibat mengkonsumsi makanan karbohidrat sederhana yang mengandung kalori tinggi ini secara berlebihanlah yang menjadi penyebab seseorang kemudian menderita diabetes. dokterirsyal.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H