Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Prediabetes (1); "Alarm" Diabetes yang Sering Diabaikan

18 April 2015   10:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:57 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14293256041213438931

prediabetescenters.com

Diabetes tipe 2 tidak datang begitu saja. Tahu-tahu suatu pagi gula darah Anda melonjak tinggi, kemudiian anda menjadi penyandang diabetes, pasti tidak. demikian. Seperti sebagian besar penyakit lain, ada proses perjalanan panjang sebelumnya hingga seseorang kemudian menderitanya. Perjalanan ini  dikenal dengan "Prediabetes".

Pada keadaan ini gula darah Anda sudah mulai naik, melebihi angka normal pada pemeriksaan laboratorium, tetapi belum memenuhi kriteria sebagai penyandang diabetes tipe 2.

Prediabetes sesuai dengan namanya dikenal juga dengan istilah "borderline diabetes". Dia ibaratkan pintu masuk ke diabetes. Menurut penelitian dalam 3-5  tahun setelah Anda diagnosis sebagai Prediabetes-- gula darah puasa Anda (paling tidak 8 jam sebelumnya Anda sudah tidak makan-minum), berkisar antara 100-125 mg/dl, atau 2 jam setelah peberian beban glukosa, gula darah Anda  antara 140-199 mg/dl  ( dikenal juga sebagai dengan gangguan toleransi glukosa-- sekitar 30 % akan menjadi penyandang diabetes melitus tipe 2. Bahkan, dalam 10 tahun, bila Anda tetap menjalani hidup dengan gaya hidup yang sama, maka sebagian besar akan menderita diabetes.

Prediabetes sebenarnya adalah sinyal bahwa tubuh sudah mulai mengalami gangguan mengelola gula darah, atau hormon insulin yang mempertahankan gula darah supaya selalu dalam batas normal itu sudah mengalami resistensi atau dapat juga  produksinya oleh sel pankreas masih normal, tapi lambat atau juga mulai berkurang, ada yang menyebutnya pankreas yang sudah mulai kelelahan.  Keadaan ini seharusnya dianggap seperti  "alarm" yang akan membangunkan seseorang dari tidur yang lelap, peringatan agar seseorang mengubah gaya hidupnya, supaya tidak jatuh ke dalam jurang gelap diabetes. Sayangnya, sebagian besar kita tidak menyadarinya, dan bagaimanapun pekannya seseorang, dia tidak dapat mengetahui berapa sebenarnya kadar gula darahnya tanpa memeriksakannya  di laboratorium. Kesadaran untuk memeriksakan gula darah secara sukarela inilah yang saya lihat masih kurang dalam masyarakat kita.

Kejadian Prediabetes,  menurut penelitian cukup tinggi. Penelitian di Amerika Serikat yang dilakukan pada tahun 2012, diperkirakan 35% penduduknya yang berusia di atas 20 tahun adalah penyandang Prediabetes. Di Indonesia juga cukup tinggi, apalagi Indonesia sebagai penduduk terbanyak no 4 menderita diabetes melitus tipe 2.  Diperkirakan pada tahun 2007, sekitar 10 % penduduk Indonesia yang berusia lebih dari 18 tahun masuk dalam kategori Prediabetes ini. Dari pengalaman klinis saya, dan beberapa tulisan yang Saya baca, kejadiannya sekarang jauh lebih tinggi.

Sayangnya sebagai "precursor" diabetes tipe 2,  gejalanya dan tanda-tandanya sering sekali tidak jelas. Kebanyakan pasien tidak mengetahui bahwa mereka menderitanya. Bahkan, walaupun sudah masuk sebagai penyandang diabetes tipe 2 sekali pun, pasien tidak menyadarinya. Salah satu penyebabnya adalah bahwa perubahan, kenaikan  kadar gula darah tidak datang mendadak, tetapi sedikit demi sedikit, sehingga tubuh pun seperti mengalami adaptasi terhadap perubahan itu.  Ataupun, kepekaan tubuh kita terhadap perubahan itu juga berkurang, dan sering menganggap perubahan yang terjadi seperti perasaan letih, haus, baru ada tenaga, merasa kuat, merasa seger setelah makan, minum yang manis, banyak minum, sering buang air kecil, banyak makan dikaitkan dengan kondisi lain. Karena itu, Prediabetes sering dikategorikan debagai "silent disease", menggerogoti kita diam-diam. Sama halnya seperti pencuri yang masuk ke dalam rumah kita secara sembunyi-sembunyi, dan kita baru sadar setelah barang-barang berharga kita hilang.

Salah satu tanda yang sering ditemukan pada Prediabetes, kemungkinan sebagai faktor resiko adalah kulit yang berwarna hitam, gelap, agak menebal pada bagian tertentu tubuh, dikenal dengan "acanthosis nigricans".  Kelainan ini sering didapatkan pada daerah lipatan tubuh tertentu, seperti ketiak, lipatan paha, leher, sikut, lutut, sendi lain, dan lipatan bawah payu dara.

Obesitas, kegemukan, terutama obesitas sentral, perut Anda buncit, dikenal juga dengan bentuk apel, juga harus diwaspadai sebagai peringatan awal kemungkinan sebagai faktor resiko penting Prediabetes. Sayangnya, akibat pengaruh kultural, mitos, masih banyak kita beranggapan bahwa kegemukan itu normal, apalagi seiring dengan bertambahnya usia,  Dan, bahkan banyak yang mengaitkannya dengan status sosial, kebanggaan dan kesejahteraan, dan kemakmuran. Padahal sebaliknya, itu adalah petanda, sinyal bahwa beberapa penyakit serius menunggu Anda.

Mississauga, 17-04-15

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun