[caption id="attachment_364245" align="aligncenter" width="300" caption="123RF.com"][/caption]
Nyeri dada tidak semuanya karena penyakit jantung koroner. Gangguan paru, otot, sendi, dan gangguan pada sistem pencernaan dapat menyebabkan keluhan nyeri dada. Bahkan, sebagian besar keluhan nyeri dada bukanlah karena gangguan jantung, dan pasien yang dirawat ruang emergency dengan keluhan nyeri dada belum pasti penyebabnya karena serangan jantung.
Bagi seorang dokter, yang cukup memprihatinkan sebenarnya adalah bukan merawat seseorang di ruang emergency yang disangka mengalami serangan jantung, kemudian setelah difollow-up ternyata tidak demikian. Tapi, adalah seseorang yang mengalami nyeri dada karena serangan jantung, namun membiarkannya. Pengalaman saya, banyak pasien yang seperti  itu, salah seorang di antaranya adalah pasien di bawah ini.
Pasien, seorang lelaki, usia 55 tahun, ceritanya sedang mengikuti rapat penting di Ibu kota Provinsi. Sekitar satu jam sebelum beliau mengeluh nyeri dada, beliau baru saja maju membawakan materi di depan peserta rapat. Saat menunggu waktu diskusi dan tanya-jawab itulah timbul nyeri dadanya.
"Sudah berapa lama Anda merasakan nyeri itu?" Tanya saya
"Cukup lama, Pak Irsyal", jawabnya
"Lebih dari 20 menit?", saya mencoba meyakinkan
"Ya, sekitar itulah"
"Apakah nyeri itu menetap, Â atau hilang timbul?"
"Kelihatannya tetap dokter", ungkapnya
"Kalau Anda gerakan dada Anda, atau Anda tekan, apa tambah sakit?"