[caption caption="Ilustrasi - terkena serangan jantung (Shutterstock)"][/caption]Seorang pasien, ibu-ibu muda, baru mempunyai seorang anak yang masih kecil suatu sore datang konsultasi ke ruang praktik saya. "Jantung saya kadang-kadang berdebar kencang, Dokter, seperti ada detakan yang lebih kuat dari biasanya yang saya rasakan," ungkapnya sambil memegang dadanya dengan wajah ketakutan.
"Oh ya, kebanyakan jantung yang tiba-tiba berdebar seperti yang Anda rasakan itu normal, banyak orang lain mengalami hal yang sama, hanya sebagian kecil yang disebabkan oleh kelainan jantung dan berbahaya." Saya mencoba menenangkan pasien yang kelihatan masih ketakutan sambil memeriksanya.
"Saya sebenarnya juga olaharaga teratur, Dokter, menjaga makanan dan tidak merokok, bahkan suami saya yang dulu perokok sekarang sudah berhenti, karena saya takut ikut keracunan dengan kebiasaan buruknya itu," sambung pasien
"Ya, kalau melihat pemeriksaan sekarang, tekanan darah yang normal, profil lipid yang bagus dan tidak ada faktor risiko lain. Apalagi Anda tidak mengalami keluhan lain seperti nyeri dada, sesak napas, berkeringat dingin, mual, muntah, atau tanda merasa mau pingsan waktu Anda merasakan jantung berdebar itu, tidak ada yang harus Anda takutkan," tandas saya.
"Syukurlah, Dokter, tapi saya dapat informasi bahwa serangan jantung bisa menyerang siapa saja, termasuk wanita yang masih muda. Saya punya tetangga begitu, Dokter, sebaya dengan saya, juga baru punya anak satu orang, kabarnya meninggal karena serangan jantung tanpa ada keluhan sebelumnya. Lalu, apakah ada pemeriksaan yang perlu saya lakukan agar saya tahu bahwa jantung saya sehat, dan juga dapat mengetahui risiko serangan jantung untuk saya?" tanya pasien yang kelihatan mulai agak santai.
Seperti pertanyaan pasien di atas, kemungkinan seseorang mengalami serangan jantung dalam sepuluh tahun ke depan dapat diperkirakan dengan menggunakan skor faktor risiko Framingham. Skor faktor risiko Framingham ini dihitung berdasarkan usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, ada tidaknya diabetes melitus, total kolesterol, HDL kolesterol, tekanan darah, menggunakan obat hipertensi atau tidak. Dari skor itu bisa diketahui berapa besar kemungkinan seseorang akan mengalami serangan jantung dalam sepuluh tahun. Bila skor Anda misalnya di bawah 10%, kemungkinan Anda akan mengalami serangan jantung dalam 10 tahun ke depan kecil, hanya 10 orang dari 100 orang dengan skor itu akan mengalami serangan jantung. Kalau skor 30%, kemungkinan untuk mengalaminya akan semakin besar.
Di samping itu, perlu diketahui suatu penelitian lain, "Framigham Heart Study". Jika Anda hanya merokok, atau hanya kolesterol yang tinggi, atau hanya hipertensi, Anda hanya mempunyai risiko dua kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok tidak mempunyai faktor risiko ini. Tapi, bila Anda mempunyai dua faktor risiko di atas, risiko mengalami serangan jantung meningkat empat kali, dan bila semua faktor risiko ada pada diri Anda, risikonya melonjak delapan kali lebih besar.
Kemudian, tidak ada orang yang bebas dari faktor risiko atau risko nol. Saya sebagai dokter juga punya faktor risiko, bahkan seorang dokter ahli jantung pun tidak pernah bebas dari risiko itu. Yang penting untuk memperkecil risiko kemungkinan Anda mengalami serangan jantung itu, ketahui, kendalikan, dan minimalisasi beberapa faktor risiko yang mungkin ada pada diri Anda secara dini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H