[caption caption="Mengecek tensi darah (Shutterstock)."][/caption]Suatu ketika seorang lelaki usia 55 tahun, didampingi istri dan anaknya datang konsultasi ke ruang praktek saya. "Bapak sering mengeluh sesak, Dokter," ungkap istrinya waktu saya tanya apa keluhannya. "Sesak mulai dirasakan dalam 2-3 bulan ini, tetapi dalam beberapa minggu terakhir semakin memberat. Pada waktu saya beraktivitas, jalan agak cepat, naik tangga atau waktu mengangkat beban terasa lebih sesak, Dokter," cerita pasien.
Lalu, anaknya kemudian menimpali, "Bapak sebelumnya tidak pernah mengeluh apa-apa, Dokter. Tekanan darahnya memang tinggi, pernah mencapai lebih dari 180 mmHg, tapi Bapak tidak merasakan apa-apa dengan tekanan darah setinggi itu. Karena tidak ada keluhan itu, Bapak tidak berobat, dan menganggap tidak ada masalah dengan tekanan darah yang tinggi seperti itu.
Dalam pemeriksaan fisik, tekanan darah pasien ini memang tinggi, mencapai 170/110 mmHg. Dari sadapan jantung dan foto dada, jantung juga menunjukkan pembesaran. Gambaran jantung yang membesar seperti sepatu, ciri khas pada jantung pasien hipertensi yang sudah lama juga terlihat dari gambaran foto dada pasien.
Seperti pasien di atas, banyak pasien lain datang ke dokter dengan keluhan utamanya bukan karena hipertensi, tetapi akibat komplikasi dari hipertensi yang sudah berlangsung lama, seperti serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, disfungsi ereksi, gangguan mata. Gejala yang tidak khas, menganggap tidak apa-apa karena tidak ada keluhan, kemudian pasien baru datang ke tempat pelayanan kesehatan setelah mengalami komplikasi yang fatal, seperti stroke, serangan jantung, maka hipertensi dikenal juga sebagai the silent killer, pembunuh diam-diam.
Kemudian, mengapa hipertensi atau tekanan darah tinggi itu berbahaya?" Disamping sebagai pembunuh diam-diam, atau Anda tidak menyadari bahwa tubuh anda digerogoti sedikit demi sedikit oleh penyakit ini, angka kejadiannya yang semakin tinggi, apalagi dengan meningkatnya umur seseorang, tekanan darah tinggi menyebabkan bermacam kerusakan-kerusakan terutama pada pembuluh darah.
Kerusakan pembuluh darah (arteri)
Ada yang menggambarkan pembuluh darah kita seperti pipa. Pipa yang baik adalah yang kuat, fleksibel, elastis, dan licin permukaan dalamnya. Pembuluh darah yang sehat juga begitu. Pembuluh darah yang sehat ini sangat menentukan kecukupan kebutuhan oksigen dan nutrisi organ-organ penting tubuh kita. Pada hipertensi bagian dalam otot pembuluh darah (arteri) sedikit demi sedikit akan menebal. Akibat penebalan ini, lumen pembuluh darah akan menyempit, yang dapat menyebabkan gangguan aliran darah. Pembuluh darah yang menyempit ini tentu saja meningkatkan resiko pembekuan darah. Pembekuan yang luas dan penyumbatan total aliran darah dapat mengakibatkan serangan jantung, dan stroke.
Tekanan dan kecepatan aliran darah yang tinggi juga dapat menyebabkan jejas, injuri pada bagian dalam dinding pembuluh darah. Seperti sebuah pipa, aliran dan tekanan yang kuat dapat menyebabkan jejas, kerusakan pada pada bagian dalam dinding pipa. Pada pembuluh darah kerusakan pada dinding pembuluh darah ini memacu rangkaian perubahan yang cukup rumit yang akhirnya menyebabkan pembuluh darah menjadi tebal, keras, dan kaku, suatu penyakit yang dikenal dengan aterosklerosis. Aterosklerosis ini dapat terjadi pada pembuluh darah di mana saja, jantung, otak, ginjal, tungkai, organ vital, dan sebagainya. Kerusakan ini dapat menyebabkan banyak masalah seperti nyeri dada, serangan jantung, stroke, gagal jantung, penyakit pembuluh darah tepi, disfungsi ereksi.
Pembesaran jantung (ventrikel) kiri
Pembuluh darah arteri yang keras, kaku, dan sempit menyebabkan jantung (ventrikel) kiri harus memompa darah lebih keras untuk memenuhi kebutuhan seluruh tubuh. Akibat jantung memompa lebih keras ini, otot jantung kiri kemudian lama-kelamaan mengalami penebalan dan membesar (hipertrofi). Karena otot jantung menebal dan membesar (hipertrofi), dia juga membutuhkan oksigen dan nutrisi yang lebih banyak. Akibatnya, suatu saat ketika otot jantung semakin menebal dan membesar, otot jadi lemah dan tidak dapat lagi memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh tubuh. Inilah yang dikenal dengan gagal jantung, seperti yang dialami pasien di atas. Hipertrofi ventrikel kiri dan gagal jantung ini menupakan faktor resiko serangan jantung, dan stoke.
Kerusakan pada Otak