Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Hipertensi, Orang yang Paling Kalem Pun Bisa Menderitanya

10 Desember 2014   04:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:39 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14181798911303270784

[caption id="attachment_381745" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi mengukur tensi darah. (Shutterstock)"][/caption]

Suatu sore, di ruang praktek, istri seorang pasien seperti tidak percaya mengatakan, "Masak, Dokter, suami saya sakit hipertensi? Selama saya berkeluarga, rasanya belum pernah dia marah-marah. Suami saya sabar, pendiam sekali, Dokter. Barangkali orang yang paling sabar, tenang yang pernah saya temui," ketika saya beri tahu bahwa keluhan suaminya sekarang ini ada kaitannya dengan hipertensi yang dideritanya.

Agak bingung juga saya menjawabnya, tetapi, yang jelas, bahwa keluhan sesak, dada yang terasa tidak enak waktu aktivitas, dari hasil pemeriksaan fisik, rontgen dada, dan gambaran EKG yang sudah saya lakukan, kemungkinan besar akibat komplikasi hipertensi yang sudah cukup lama

"Ya, tidak hanya Ibu yang beranggapan seperti itu, pasien-pasien yang lain juga banyak punya pikiran yang sama. Padahal, kenyataannya siapa pun bisa terkena hipertensi, hipertensi tidak memilih orang, Bu. Orang yang paling tenang, kalem sekalipun bisa menderitanya. Sebaliknya si pemarah, orang yang temperamenatal dapat saja tekanan darahnya normal. Jadi, tidak ada ciri khusus seorang penderita hipertensi, apalagi dari aspek watak, perilakunya, saya mencoba menjawabnya.

Dan, memang, pada waktu stress, marah misalnya, adrenalin, kortisol dapat meningkat. Melalui bermacam reaksi, hormon ini, di antaranya menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri. Akibat penyempitan  ini, tekanan darah waktu itu dapat naik. Tetapi, naiknya tekanan darah pada waktu marah hanya bersifat sementara. Selain itu, kenyataannya tekanan darah kita sangat bervariasi, tidak sama sepanjang harinya. Malam waktu tidur tekanan darah umumnya lebih rendah, sementara waktu bangun pagi, aktivitas bisa jadi naik. Pada orang normal pun tekanan darah bisa saja suatu ketika naik, misalnya 150/100 mmHg. Jika ini terjadi kadang-kadang saja, kita tidak perlu khawatir, karena itu normal.

Tekanan darah juga tidak menyerang Anda mendadak, begitu bangun besok pagi tekanan darah Anda naik tiba-tiba tinggi sekali. Tidak, tetapi, menggerogoti tubuh kita pelan-pelan, seperti pencuri masuk ke rumah kita, kita tidak menyadarinya. Karena itu, hipertensi ini dikenal sebagai  "silent killer",  tanda dan gejalanya tidak khas. Keluhan sakit kepala juga tidak khas untuk hipertensi. Pada sebagian orang, namun tidak banyak, ada keluhan seperti itu, tetapi banyak juga orang dengan keluhan sakit kepala, tekanan darahnya normal-normal saja.

Jadi, bila Anda mempunyai suami, istri, orang tua, atau siapa pun juga, yang kelihatannya tidak pemarah, tidak temperamental, sangat kalem, sabar, tenang, tidak ada jaminan bahwa tekanan darahnya akan normal. Mengukurnya adalah cara terbaik untuk mengetahuinya. "American Heart Association" merekomendasikan pemeriksaan tekanan darah paling tidak sekali dalam setiap dua tahun, setelah Anda berusia 20 tahun.#irsyalrusad

Indragiri Hilir, 9-12-14

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun