Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Batu Empedu: Bersembunyi di Balik Perut Buncit

29 Desember 2012   05:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:52 4053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_232071" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] [caption id="attachment_224293" align="aligncenter" width="129" caption="webmd.com"]

13566871141136815782
13566871141136815782
[/caption]

Perut buncit ternyata tidak hanya berhubungan dengan risiko diabetes, jantung, hipertensi, stroke, mendengkur. Tetapi,  kemungkinan batu empedu bersembunyi dibalik perut Anda yang gendut, lemak yang tebal itu lebih besar dibandingkan perut yang flat, berat badan normal.   Pada wanita, umur 40 tahun ke atas,   gemuk yang dikenal dengan singkatan,  "3 F" , Female, Fat, dan Fourty, kemungkinan  batu bersarang di empedu ini lebih besar lagi.

Sehubungan dengan itu, suatu pagi di ruang poli penyakit dalam, saya menemukan satu kasus yang khas dengan 3 F ini.  Pasien, seorang wanita, umur 42 Tahun, gemuk sekali  mengeluh nyeri pada perut bagian atas di bawah tulang iga kanannya. Nyeri menjalar ke punggung belakang. Disamping rasa nyeri pasien ini juga mengeluh mual, muntah, panas dan mata kuning. Pada pemeriksaan fisik saya lihat mata kuning sekali, kulit badan juga demikian. Waktu saya tekan di daerah posisi empedunya, pasien mengeluh nyeri sekali.

"Sakit apa saya dok?"  Tiba-tiba pasien bertanya seperti ketakutan.

"Kemungkinan batu empedu yang mengalami komplikasi infeksi pada kandunng empedu Ibuk", jawab saya. Melihat gejala dan pemeriksaan fisik dan peanmpilan pasien ini, rasanya saya yakin sekali dengan perkiraan saya itu.

Pemeriksaan USG memang menununjkkan demikian, ada batu di kantong empedu dan salurannya yang cukup besar.

"Mengapa bisa ya dok, ada  batu di sana?" tanya pasien lagi.

"Tidak pasti juga penyebabnya, tetapi kegemukan seperti Ibuk ini bisa merupakan salah satu faktor risiko penting terbentuknya  batu tersebut." jawab saya .

Batu empedu, sesuai dengan naamanya adalah batu dalam kandung atau saluran empedu yang terutama dibentuk oleh  kolesterol yang ada dalam cairan empedu. Bila produksi kolesterol ini berlebihan seperti pada ortang yang gemuk, dan penyerapannya tidak seimbang,  maka kemungkinan pembentukan batu empedu ini semakin besar.

Obesitas memang memang merupakan faktor risiko utama batu empedu, apalagi pada wanita. Wanita pada umur 20-60 mempnyai risiko dua kali lebih besar menderita batu empedu dibanding Pria. Penelitian menunjukkan bahwa kenaikan berat badan sedikit saja dapat meningkatkan risiko seseortang untuk berkembangnya batu empedu ini.

Seiring dengan meningkatnya kejadian obesitas pada anak-anak, remaja, risiko mereka terkena batu empedu juga semakin besar. Suatu  penelitian untuk melihat kejadian batu empedu pada anak umur 10-19 tahun di California menunjukkan bahwa anak-anak wanita  yang sangat gemuk mempunyai risiko delapan kali terkena batu empwdu ini dibandingkan dengan kelompok temanya dengan berat badan normal. Dan, mereka yang overweight mempunyai rsiko terkena batu empedu dua kali lebih besar dibandingkan berat badan normal. Risiko meningkat lagi pada mereka yang obes. Karena itu, bangga, dan membiarkan anak-anak Anda gemuk sama saja dengan menabur bibit batu dalam kandung empedunya. Bila suatu saat membesar, dan mengalami komplikasi, tindakan operasi sering diperlukan.

Pasien dengan batu empedu sering tidak menampakkan gejala, bahkan sebagian besar mereka tidak mengetahui bahwa ada batu bersembunyi dalam empedunya. Mual, muntah, kembung, dan perasaan tidak enak terutama setelah mengkonsusmsi makanan berlemak, dapat dijumpai. Bila terjadi komplikasi seperti infeksi, penyumbatan saluran empedu, nyeri yang diakibatkannya dapat sakit sekali, menyerupai serangan kolik. Gejala akibat obstruksi seluran empedu dapat serupa dengan hepatitis,  mata, kulit kuning bisa juga terjadi.

Kemudian, karena faktor risiko utama batu empedu adalah kegemukan. Maka, upaya mencegah, menurunkan berat badan adalah penting sekali. Diet, olahraga bisa membantu. Mengurangi konsumsi daging merah, apalagi yang banyak mengandung lemak sangat dianjurkan.  Tetapi penurunan berat badan yang cepat, kemudian naik lagi, dikenal dengan diet yo-yo, malah dapat meningkatkan risiko Anda terkena batu empedu. Jadi, bila Anda gemuk, apalagi seorang wanita, usia lebih dari 40 Tahun, Anda harus hati-hati, pemeriksaan untuk memastikan  ada tidaknya batu empedu itu lebih baik dilakukan. jangan menunggu komplikasi dulu baru Anda ke dokter.  Pencegahan terbaik adalah mempertahankan berat badan normal, olahraga, mengurangi daging merah terutama yang banyak mengandung lemak..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun