Kemaren siang, saya menerima konsultasi 25 pasien di ruang Poli penyakit Dalam di suatu Rumah Sakit daerah. Dari 25 pasien itu, lebih dari 80 persennya adalah pasien Diabetes Mellitus tipe-2 yang memang sudah rutin berobat. Disamping Diabetes Mellitus sebagian besar pasien juga disertai dengan penyakit hipertensi, masalah lemak darah, gangguaan ginjal, asam urat dan komplikasi kronis Diabetes Mellitus lainnya.
Nah, ketika Saya bertanya kepada pasien, apa penyebab penyakit yang dideritanya sekarang. Sebagian besar menjawab karena faktor turunan, dan ada juga yang menjawab karena minum gula dan yang manis-manis. Mendengar jawaban ini, kemudian saya sering menyela, kalau begitu bapak atau Ibu mau anaknya juga menderita penyakit Diabetes, karena Ibu menderita Diabetes Mellitus? .......Ohhh, tidak, semua mengatakan tidak.
Faktor genetik memang sangat menentukan sesorang akan menderita Diabetes Mellitus, tapi faktor genetik akan muncul kalau didukung oleh faktor risiko lain seperti gaya hidup yang tidak sehat. Ada penulis yang mengibaratkan faktor genetik ini sebagai sebuah lilin yang selalu bersama kita. Lilin baru bisa menyala kalau ada yang memantiknya, faktor genetik juga seperti itu, baru muncul kalau ada kondisi, pencetusnya. Â Faktor pencetusnya itu adalah gaya hidup kita, gaya hidup yang tidak sehat.
Anda tidak percaya bahwa gaya hidup sebagai salah satu pencetus utamanya ?.... meningkatnya kasus Diabetes tipe 2 dalam beberapa dekade terakhir yang oleh WHO dianggap sudah menjadi  endemis tidak mungkin hanya disebabkan oleh faktor genetik. Mutasi genetik tidak terjadi dalam waktu pendek, tapi perlu waktu yang sangat lama, bisa ribuan tahun atau lebih. Melonjaknya kasus Diabetes Mellitus tipe 2 yang juga seiring dengan endemisnya kegemukan sekarang adalah indikasi bahwa gaya hidup itu sangat menentukan
Kemudian, penelitian yang dilakukan terhadap penduduk asli Amerika Serikat juga memeperlihatkan besarnya pengaruh gaya hidup terhadap metebaknya kasus diabetes tipe 2 pada penduduk asli Amerika. Sekitar lima puluh tahun lalu, kepala sukunya  boleh dikatakan belum memgenal obat-obatan untuk penderita diabetes mellitus, karena tidak ada kasus diabetes mellitus. Tapi sekarang, karena perubahan gaya hidup, terutama pola makan dan aktifitas fisik, kejadian kasus diabetes mellitus paling tingggi di antara etnis lainnya di Amerika.
Pengaruh gaya hidup ini juga bisa dilihat dari kasus meningkatnya kejadian diabetes mellitus di kepulauan  Nauru, Pasifik. Sampai pada tahun 1950-an sebagian besar penduduk kepulauan ini hidup dari pertanian dan sebagai nelayan dengan peralatan sangat terbatas. Pada tahun 1960 investor menemukan kandungan fosfat yang tinggi di sana. Pada tahun 1976, karena industrialisasi di sana, penduduk Nauru termasuk penduduk dengan tingkat kesejahteraan yang tinggi di dunia. Pekerjaan sebagai petani dan nelayan jauh berkurang. Transpotasi yang biasanya dengan berjalan kaki, sepeda digantikan oleh kendaraan bermotor atau mobil. makanan impor memenuhi super store, dan peralatan hiburan elektronik seperti televisi ditemui di setiap rumah.
Pengaruh perubahan gaya hidup yang dramatis dan mendadak ini terhadap penduduk Nauru sangat menyolok. Sebelum era industrialisasi, obesitas dan diabetes jarang ditemukan, tetapi pada tahun 1976 rata-rata penduduknya obes. Obesitas dan aktifitas fisik yang kurang menjadi faktor pemicu penting diabetes, 34,4 persen penduduk Nauru kemudian menderita  diabetes ( Beating Diabetes, Nathan M. David dan Delahanty Linda M, 2005)
Dan, dari pengalaman  klinis Saya dengan banyak pasien diabetes, sekitar 90 persen diantaranya adalah dengan overweight atau obes, dan intervensi perubahan gaya hidup yang dilakukan seperti penurunan berat badan dengan olahraga dan diet, maka gula darah lebih mudah terkontrol, dan bahkan banyak juga pasien dengan pendekatan modifikasi gaya hidup, penurunan berat badan saja, gula darah pasien dapat terkontrol dengan baik. Dan,  begitu juga dengan penurunan berat badan penderita prediabetes 7-10 persen saja dapat mencegah dan menunda sebagian besar pasien menderita diabetes. Hal ini juga menunjukkan bahwa gaya hidup merupakan faktor risiko utama diabetes mellitus tipe 2.
Nah, dari beberapa penelitian di atas, terlihat jelas bahwa gaya hidup terutama pola makan tidak sehat, aktifitas fisik yang kurang, kegemukan, merupakan faktor risiko utama anda menderita diabetes mellitus tipe-2. Gaya hidup salah, gula darah pun bertingkah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H