Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Diabetes Melitus; Apakah Itu?

13 Agustus 2016   08:17 Diperbarui: 13 Agustus 2016   08:22 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Diabetes melitus  adalah penyakit kronis, sekali seseorang didiagnosis sebagai penyandangnya, maka pada umumnya penyakit ini akan mendampinginya sepanjang usianya. Dengan kata lain, diabetes ini akan menjadi temannya selamanya. Dan, penyakit ini adalah penyakit progresif, bila dibiarkan, tidak dikelola dengan baik, dia akan merongrong kehidupan penyandangnya. Karena komplikasi-komplikasi yang menakutkan dapat mengancam, menjadi beban kehidupan bagi penyandang dan keluarganya . Walaupun demikian, penyakit diabetes adalah penyakit kronis yang perjalanan penyakitnya banyak ditentukan oleh reaksi kita terhadap penyakit ini. Diabetes adalah salah satu penyakit kronis yang sangat responsif terhadap perubahan gaya hidup yang kita lakukan.

Karenanya pengetahuan pasien tentang penyakit ini sangat penting. Dan, pengetahuan dasar yang harus dipelajari yang pertama-tama adalah mengenal dengan baik "apakah sebenarnya diabetes melitus itu?"

"Apakah itu diabetes melitus?" Pertanyaan yang sering diajukan kepada saya di ruang praktek. Seringnya pertanyaan ini barangkali ada kaitannya dengan pengertian diabetes yang tidak sama dan bahkan kadang-kadang salah di tengah-tengah masyarakat seperti;  diabetes yang dikaitkan dengan minum  gula, kalau tidak minum gula, tidak diabetes, baru dianggap diabetes kalau luka tidak sembuh-sembuh atau  harus ada komplikasi, lalu bila tidak ada komplikasi bukan diabetes, diabetes harus ada riwayat keluarga, bila tidak ada riwayat keluarga tidak diabetes adalah beberapa contoh pemahaman  diabetes oleh sebagian masyarakat yang sering saya dengar.

Lalu, dalam buku "Diabetes Solution", yang ditulis oleh Rodrigues, J.E dan Wyler S, secara sederhana mereka mendefinisikan diabetes melitus sebagai suatu penyakit kronis dengan karakteristik adanya gula darah yang tinggi atau abnormal yang disebabkan oleh produksi Insulin tubuh yang tidak cukup, kurang,atau sensitifitas sel tubuh yang menurun terhadap Insulin. Akibat produksi Insulin yang kurang atau sensitifitas  tubuh yang terganggu terhadap Insulin ini, tubuh tidak dapat mempertahankan gula darah yang normal. Seperti diketahui Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas yang berfungsi membantu agar gula dalam darah sebagai sumber energi masuk  ke dalam sel jaringan tubuh. 

Dalam keadaan normal, gula darah ini konsentrasinya  dipertahankan dalam batasan normal  terutama oleh insulin. Produksi Insulin yang kurang atau sensitifitas sel jaringan terhadap insulin yang menurun, dikenal dengan resistensi insulin mengakibatkan gula dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel jaringan tubuh,  sehingga gula dalam darah tetap tinggi.

Jadi, kepastian seseorang menyandang diabetes melitus hanya ditegakkan berdasarkan keadaan kadar  gula darah, kriterianya hanya itu, sekali lagi hanya gula darah. Besaran gula darah yang dianggap memenuhi definisi diabetes melitus itu sesuai dengan kesepakatan ahli dan perhimpunan diabetes.

Karena itu, apakah seseorang mengidap diabetes atau tidak, tidak terkait dengan adanya gejala-gejala diabetes atau tidak. Seperti banyak pasien-pasien yang tidak menerima dikatakan mengidap diabetes karena mereka tidak merasakan gejala klasik diabetes misalnya, banyak minum, banyak buang air kecil, banyak makan. Begitu juga tidak tidak didasarkan apakah seseorang itu suka minum gula, atau tidak, banyak makan sebelum pemeriksaan darah, luka yang mudah sembuh atau tidak sembuh-sembuh, gemuk dan kurus, ada atau tidak ada faktor turunan, tua atau muda, dan sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun