Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Merokok, tapi Sehat-sehat Saja, Kok Bisa?

23 Februari 2016   09:14 Diperbarui: 23 Februari 2016   15:33 2696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi - gaya hidup tidak sehat (Shutterstock)"][/caption]"Tetangga saya seorang perokok sekarang usianya sudah 80 tahun, kelihatannya sehat-sehat saja dokter," kata seorang pasien waktu saya beri tahu bahwa sebaiknya dia berhenti merokok. Banyak pasien lain juga sering mengungkapkan hal yang senada. Ada orang yang perutnya besar, gendut, peminum alkohol, tidak suka berolahraga, atau kebiasaan tidak sehat lain, tetapi yang bersangkutan tampaknya oke-oke saja, atau kelihatan tidak ada masalah dengan kesehatannya dan umurnya juga panjang.

Sering pasien melihat kasus per kasus seperti itu, dan itu juga acap kali dijadikan pembanding dan pembenaran untuk melakukan hal yang sama. Mereka masih tetap merokok misalnya, karena tetangganya atau kerabat dekatnya yang perokok sehat-sehat saja dan usianya tetap panjang juga. Sebaliknya, ada juga yang melihat mereka yang bukan perokok, tapi menderita kanker, seperti kanker paru. Tidak merokok, tapi meninggal pada usia lebih muda. Tidak gendut, namun memderita diabetes. Rajin berolahraga, tetap saja menderita serangan jantung atau stroke.

Nah, masalah sakit, sehat, apalagi kematian tidak ada yang bisa menjamin. "Seorang perokok berat sudah pasti akan menderita kanker paru?" ... Ohh, belum tentu. "Seorang yang obes pasti pula menderita diabetes?"... Seorang peminum berat juga sudah divonis akan menderita kanker hati nantinya?"..., jawabannya, "tidak". Tidak semua perokok akan menderita kanker paru, penyakit paru obstruktif, meninggal pada usia muda. Begitu juga tidak semua mereka yang gendut, perut besar akan jadi penyandang diabetes tipe 2. Bahkan tidak semua penderita hipertensi akan mengalami stroke, serangan jantung dan sebagainya.

Dan, begitu juga, tidak ada yang menjamin kalau Anda sudah memilih makanan yang sehat, tidak merokok, rajin berolahraga, perut Anda tidak buncit, Anda punya attitude yang baik Anda pasti akan tetap sehat, Anda tidak akan menderita diabetes, kanker paru, tidak akan mengalami stroke, serangan jantung.

Lalu, kalau begitu, barangkali ada yang bertanya, "Apa gunanya kita harus berhenti merokok, tidak minum alkohol, mempertahankan berat badan normal, olahraga, memilih makanan yang sehat?" Pertanyaan yang sering juga diajukan oleh sebagian pasien di ruang praktik saya.

Untuk menjawab pertanyaan di atas, kiranya perlu diketahui bahwa sehat, sakit itu sebenarnya berkaitan dengan probabilitas, atau suatu kemungkinan. Ada orang yang mempunyai kemungkinan besar menderita kanker paru, hipertensi, diabetes, serangan jantung, stroke dan sebagainya. Dan ada pula sebaliknya, mempunyai kemungkinannya lebih kecil. Besar-kecilnya kemungkinan seseorang untuk menderita suatu penyakit itu, penyakit kronis degeneratif seperti diabetes, hipertensi, stroke, penyakit kardiovaskuler, keganasan berhubungan dengan faktor risiko, penyebab yang dia punyai.

Untuk kanker paru misalnya, faktor risiko, atau penyebabnya tidak hanya rokok, banyak faktor lain yang juga ikut bertanggung jawab. Tetapi rokok adalah sebagai faktor utamanya. Sekitar 90% kasus kanker paru berkaitan dengan rokok. Rokok meningkatkan risiko seseorang untuk menderita kanker paru 15-20 kali dibandingkan bukan perokok. Dan juga rata-rata harapan hidup perokok berkurang 10 tahun

Di samping itu, respons tubuh seseorang bersifat unik, baik terhadap rokok yang diisapnya, makanan yang dikonsumsinya, paparan lingkugan sekitarnya, olahraga yang dikerjakan, maupun stress yang dihadapinya, dan sebagainya.

Faktor risiko yang berbeda, respons tubuh yang tidak sama pada setiap orang akan menyebabkan kemungkinan "outcome" yang berbeda pula. Jadi, kalau kita melihat seorang perokok berat kelihatannya sehat-sehat saja di usia tuanya- saya sendiri jarang melihat yang seperti itu-- ini bukan berarti Anda yang juga seorang perokok akan punya keberuntungan yang sama dengan orang yang Anda lihat itu. Keberuntungan orang yang Anda lihat itu bisa saja karena faktor genetiknya, pola makannya yang lebih sehat, lingkungan yang tidak polutif, aktivitas fisik yang lebih bagus, dan mungkin gaya hidup lain yang lebih sehat.

Jadi, bisa saja seorang perokok kelihatannya tidak ada masalah dengan kesehatannya, tetapi menjadikan dia sebagai contoh, pembanding dan pembenaran untuk tetap melakukan kebiasaan tidak sehat itu adalah tindakan yang keliru. Kalau oang itu tampak sehat-sehat saja, Anda belum pasti akan sama seperti dia. Faktor risiko, respons tubuh Anda tidak sama dengan orang tersebut. Dan, yang pasti adalah, bahwa dengan merokok, Anda mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita beberapa penyakit yang mematikan, seperti kanker, serangan jantung, stroke, diabetes melitus, dan banyak lagi yang lain. Dan, rokok adalah pencuri umur yang nyata.

Karena itu, daripada bertaruh dengan risiko, kemungkinan yang dapat membunuh Anda, lebih baik Anda memilih membuang saja racun 9 senti itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun