Beberapa hari lalu saya ditelpon oleh seorang sahabat yang cukup jauh. Ceritanya, Ibunya menderita diabetes melitus. Sang Ibu yang berusia 55 tahun baru saja didiagnosis penyakit itu sekitar enam bulan sebelumnya. Sudah makan obat, tapi kok gula darahnya masih tinggi, tanya dia seperti agak heran
Ibu sahabat saya ini ternyata gemuk sekali, perutnya luar biasa besar, tidak sebanding dengan tingginya. Dan dia juga punya gaya hidup yang santai, tidak banyak melakukan aktifitas, apalagi semenjak didiagnosis menderita diabetes. "Dia hanya banyak duduk di depan TV dan tiduran, barangkali takut dan stress", ungkap anaknya.
Dari informasi yang saya dapat dari sahabat saya ini, obat yang digunakan Ibunya kelihatannya sudah tepat, Gula darah yang masih tinggi atau belum terkontrol kemungkinan berkaitan dengan aspek lain dalam pengendalian gula darah yang barangkali belum dijalani oleh Ibunya, yaitu gaya hidup dan pola makannya.
Aspek ini sebenarnya lebih penting lagi, sebagai pendekatan pertama yang dipertimbangkan dalam menangani penderita diabetes tipe 2. Bahkan banyak penderita diabetes yang seharusnya gula darahnya dapat terkontrol dengan baik hanya dengan diet, perubahan gaya hidup, dan dengan obat-obatan yang minimal
Sayangnya, kebanyakan pasien diabetes, bahkan pasien dengan penyakit kronis lainnya menganggap bawah obat adalah pilihan pertama, "the first resort of denfense", bukan sebaliknya. Mereka barangkali rajin makan obat, tapi untuk diet, olahraga misalnya sangat sulit sekali. Mereka sering masih tetap bertahan melakukan gaya hidup yang sama seperti sebelumnya, sebelum jatuh sakit. Kepada pasiennya yang begini sering saya sampaikan, "kalau anda masih melakukan hal yang sama, yang membuat anda sakit seperti sekarang, maka jangan heran, anda akan tetap sakit, dan obat bagaimanapun hanya membantu".
Obat, pada penyandang diabetes tipe 2 harus diberikan bersamaan dengan pendekatan terapi lainnya, terutama pola makan yang sehat (diet), olahraga, aktifitas fisik yang cukup. Bahkan, pada kasus dibetes tipe 2 yang baru didiagnosis, obes, dan gula darah yang tidak begitu tinggi pendekatan terapi utama adalah diet dan olahraga. Obat baru diberikan setelah pendekatan ini gula darah belum terkontrol dengan baik.
Pengalaman saya dalam merawat pasien diabetes tipe 2, untuk pasien yang baru didiagnosis, obes dan gula darah yang tidak begitu tinggi itu, dengan diet yang cukup ketat, penurunan berat badan, olahraga yang teratur, banyak gula darah mereka yang terkontrol dengan baik tanpa mengkonsumsi obat sama sekali. Sayangnya banyak pasien beranggapan, bahwa, kalau gula darah sudah terkontrol maka diet, olahraga, dan bahkan obat-obatan tidak perlu lagi. Mereka baru kembali konsultasi kalau merasa ada keluhan, gejala atau bahkan komplikasi yang berkaitan dengan tingginya gula darah
Lalu, bila anda penyandang diabetes tipe 2, banyak hal yang mempengaruhi kadar gula darah anda. Disamping karbohidrat yang anda konsumsi, aktifitas fisik yang anda lakukan, organ tubuh anda seperti hati, pankreas, organ pencernaan, ginjal, dan massa otot juga berperan dalam mengendalikannya. Obat-obat diabetes pada umumnya hanya berkerja pada salah satu organ itu.
Ada obat-obatan yang berkerja meningkatkan produksi insulin oleh pankreas. Bila anda hanya mengandalkan pengendalian kadar gula daarah dengan obat ini, tanpa mengikuti diet yang dianjurkan, olahraga, bisa saja gula darah anda terkontrol, tetapi mungkin memerlukan dosis yang cukup besar.
Dan, perlu diketahui bahwa penggunaan obat-obatan yang memacu meningkatkan produksi insulin ini, disamping mempunyai efek samping juga dapat menyebabkan sel pankreas yang memproduksi insulin ini mengalami semacam kelelahan, dia tidak dapat lagi memproduksi insulin. Ada penulis yang menggambarkan keadaan ini ibaratkan kartu kredit yang setiap waktu anda gesek, batasan kredit anda akan habis, anda tidak bisa lagi menggunakannya.
Dalam keadaan begini, anda harus mendapatkan insulin dari luar. Insulin dari luar barangkali dapat mengendalikan kadar gula darah anda, tapi penggunaan Insulin, apalagi dalam dosis yang tinggi bukan tanpa masalah, insulin yang diberikan dari luar juga mempunyai bermacam efek yang tidak diinginkan. Karena itu pada penderita diabetes tipe 2 yang mendapatkan insulin, olahraga dan diet tetap diberikan bersamaan.