Ingat  saat aku membangun dinding?
Mereka runtuh,
ketika aku belum sempat melakukan perlawanan
Mereka bahkan tidak membuat suara
Diiringi jejakmu ke arah utara dari selatanku di hari yang sama
Aku tak pernah mengusai bahasa keraguan,
saat berdiri di terang suaramu,
seolah aku terikat dengan Jibril
Sampai tiba saat ini,
seperti aku yang sudah terbangun
Setiap aturan telah dipatahkan,
serupa risiko yang kita bawa
Aku tak menutup untuk kau keluar
dikelilingi pelukan
melihat suara mu
Kau pun seolah mengerti kau anugrahku
semuanya yang berlebih
Itu tertulis di seluruh wajahmu
Berdoalah agar itu tidak pudar
Aku bisa merasakan suaramu
Aku dapat melihat suaramu
Memukul-mukul  manja seperti sinar matahari kepada pagi yang jatuh di bantal
setelah lalui pembakaran di malam tergelap
Ah, pikiranku yang kecanduan cahayamu
Aku pernah bersumpah;
"Tidak akan pernah jatuh lagi"
Tapi ini bahkan tidak terasa seperti jatuh
Tapi seolah gravitasi tidak bisa melupakan untuk menarikku ke tanah kembali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H