Mohon tunggu...
irsyad syafiudin
irsyad syafiudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Historical Sciene at Airlangga University

saya merupakan mahasiswa baru universitas airlangga, namun meski masih maba, saya ingin mengembangkan minat menulis saya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Entrpreneurship Inklusif: Membangun Bisnis Sosial Berbasis Keberagaraman dan Kesetaraan

25 Desember 2024   20:21 Diperbarui: 25 Desember 2024   20:24 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendahuluan: Disabilitas sebagai Peluang Ekonomi

Pembangunan ekonomi nasional menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Dengan target pertumbuhan ekonomi hingga 8%, setiap elemen masyarakat perlu berperan aktif, termasuk kelompok penyandang disabilitas. Namun, kelompok ini kerap terpinggirkan akibat stigma sosial dan hambatan struktural.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 mencatat, dari lebih dari 14,2 juta penyandang disabilitas di Indonesia, hanya 20% yang memiliki akses ke pekerjaan formal. Padahal, menurut International Labour Organization (ILO), pemberdayaan disabilitas dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara hingga 3%.

Pemuda Indonesia, yang jumlahnya mencapai 64 juta orang, memegang peran strategis sebagai agen perubahan. Dengan kreativitas dan inovasi, mereka memiliki peluang besar menciptakan model usaha inklusif yang memberdayakan penyandang disabilitas, seperti kafe berbasis bahasa isyarat.

Mengapa Usaha Inklusif Penting?

1. Potensi Ekonomi Disabilitas

Penyandang disabilitas memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada ekonomi nasional. Pemberdayaan mereka di sektor-sektor berkembang, seperti ekonomi digital dan jasa, dapat membuka peluang besar. Misalnya, pelatihan keterampilan berbasis teknologi seperti desain grafis dan coding melalui platform daring dapat mempersiapkan mereka menghadapi kebutuhan pasar kerja modern.

Negara-negara seperti Amerika Serikat telah membuktikan keberhasilan ini. Perusahaan seperti Microsoft dan IBM yang mempekerjakan penyandang disabilitas mengalami peningkatan produktivitas sekaligus mendukung keberagaman di tempat kerja.

2. Model Usaha Kreatif: Kafe Inklusif

Salah satu solusi inovatif adalah kafe inklusif yang mempekerjakan penyandang disabilitas, khususnya tuli dan bisu. Model usaha ini memiliki keunggulan:

  • Pemberdayaan Ekonomi: Memberikan penghasilan layak dan mengurangi ketergantungan pada bantuan sosial.
  • Edukasi Sosial: Mengedukasi masyarakat tentang bahasa isyarat, meningkatkan kesadaran akan pentingnya inklusi.
  • Mengurangi Stigma: Membuktikan bahwa penyandang disabilitas mampu bekerja secara profesional.

Sebagai contoh, The Coffee House di Jakarta sukses menarik pelanggan dengan konsep inklusif ini. Kafe tersebut tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga memberikan pengalaman unik kepada pelanggan melalui interaksi dengan karyawan penyandang disabilitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun