Mohon tunggu...
irsyad syafiudin
irsyad syafiudin Mohon Tunggu... Undergraduate Historical Sciene at Airlangga University

saya merupakan mahasiswa baru universitas airlangga, namun meski masih maba, saya ingin mengembangkan minat menulis saya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kurikulum Merdeka dalam Dinamka Pendidikan Nasional dan kebudayaan lokal

19 Agustus 2024   19:20 Diperbarui: 19 Agustus 2024   19:38 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kurikulum Merdeka dalam Dinamika Pendidikan Nasional dan Kebudayaan Lokal

Abdullah Muhammad Irsyad Syafiudin

Pendidikan merupakan salah satu unsur paling penting dalam usaha suatu bangsa untuk menjadi sebuah bangsa yang maju. Tak terkecuali di Indonesia, negeri yang kaya akan keragaman budaya dan tradisi. wacana pendidikan nasional tidak dapat dipisahkan dari dinamika kebudayaan lokal dan nasional. Dalam konteks ini, pendidikan tidak hanya berfungsi untuk menjembatani transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai jembatan dalam melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya yang ada.

Kebudayaan lokal di Indonesia sangat beragam, mencakup berbagai suku, bahasa, agama, dan tradisi. Dalam hal ini Pendidikan berperan penting untuk pilar utama kebudayaan lokal agar memperkuat identitas siswa dan memberikan mereka rasa bangga terhadap warisan budaya bangsa indonesia. Contohnya seperti, pengenalan bahasa bahasa daerah dalam pembelajaran di sekolah dapat membantu siswa memahami dan menghargai budaya mereka sendiri. Tak hanya itu kurikulum terbaru kita, yaitu kurikulum merdeka juga turut andil dlam melektarikan budaya dengan berbagai projek projek siswa yang bertemakan kebudayaan. Selain itu, pelajaran tentang tradisi lokal, seni, dan keagamaan seperti ekstrakurikurel tari dan teater tradisional juga dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang terkandung dalam kebudayaan indonesia.

Di sisi lain, pendidikan nasional berperan penting dalam membangun identitas bangsa indonesia. Melalui kurikulum merdeka yang mencakup sejarah nasional, nilai-nilai Pancasila, nasionalisme dan patriotisme, serta implementasinya dalam berbagai projek yang terkandung dalam kurukulum merdeka, mengajarkan siswa untuk memahami pentingnya persatuan dan kesatuan dalam keragaman budaya indonesia. kurikulum yang menekankan pada nilai-nilai identitas nasional ini sangat penting untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cinta tanah air, tetapi juga mampu menghargai kehidupan di masyarakat dengan segala perbedaannya.

Meskipun terdapat banyak manfaat dari konsolidasi kebudayaan lokal dalam pendidikan nasional, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah adanya kesenjangan antara kebijakan pendidikan yang ditetapkan di pemerintahan pusat dan realisasinya di daerah. Seringkali, kebijakan pemerintah pusat yang bersifat umum dan tidak  secara detail mempertimbangkan aspek aspek budaya lokal, sehingga mengakibatkan kurangnya relevansi materi yang diajarkan kepada siswa.

Selain itu, di jaman yang serba canggih ini, globalisasi juga memberikan tantangannya tersendiri. Pengaruh budaya asing yang semakin kuat sebagai akibat dari arus globalisasi dapat mengancam keberadaan kebudayaan lokal. Dalam hal ini, pendidikan harus mampu menjadi garda terdepan dalam melindungi nilai-nilai lokal sekaligus membuka kacamata wawasan siswa terhadap budaya global. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan kurikulum yang seimbang, yang tidak hanya mengedepankan pengetahuan global tetapi juga menghargai dan melestarikan kebudayaan lokal "locally rooted globally respected".

Di tengah tantangan globalisasi tersebut, terdapat beberapa cara yang dapat dimanfaatkan untuk membangun pendidikan yang lebih baik. Salah satunya adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif dalam dunia pendidikan. Dengan adanya teknologi, materi pembelajaran tentang kebudayaan lokal dapat disajikan dengan cara yang menarik dan interaktif, sehingga meningkatkan rasa ketertarikan siswa untuk belajar nilai nilai kebudayaan mereka.

Maka dari itu, kolaborasi antara ketiga unsur utama, yaitu sekolah, masyarakat, dan pemerintah juga sangat penting. Melibatkan masyarakat dalam proses pendidikan dapat membantu mengidentifikasi nilai-nilai lokal yang perlu dilestarikan dan diajarkan kepada generasi muda. Program-program ekstrakurikuler yang berfokus pada seni dan budaya lokal juga dapat menjadi sarana yang efektif untuk memperkenalkan siswa pada kekayaan budaya mereka. Perann pemerintah juga tak kalah penting dalam hal ini. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan haruslah berusaha untuk membuat regulasi yang sesuai dengan keadaan sebenarnya dalam masyarakat.

Walaupun dalam hal ini pendidikan nasional dan dinamika kebudayaan lokal merupakan suatu proses yang kompleks dan dipenuhi tantangan dari berbagai sisi, namun tidakk mengurangi urgensinya. Dengan mengkolaborasikan kebudayaan lokal dalam pendidikan nasional, diharapkan kita tak hanya melestarikan warisan budaya, namun juga membangun identitas bangsa yang kuat. Meskipun dalam prosesnya tidak akan mudah dan banyak sekali hambatan, namun dengan kolaborasi berbagai pihak, dan pemanfaatan teknologi yang efektif, diharapkan pendidikan menjadi salah satu alat yang efektif dlaam membentuk generasi yang "locally rooted globally respected".

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun