Sebenarnya artikel ini ditulis dengan berangkat dari keresahan pribadi penulis. Dimana saat ini kita menyaksikan banyak sekali fenomena-fenomena miris yang melibatkan para pemuda. Sebutlah aksi "klitih" yang marak di Kota Yogyakarta, hingga aksi memberhentikan truk yang  melaju kencang di jalanan dan berujung pada kematian beberapa pelakunya. Hal ini tentu mengusik pemikiran kita untuk mempertanyakan penyebab dari fenomena sosial ini. Bukan untuk menyalahkan pihak-pihak yang terkait, tapi lebih untuk mengidentifikasi dan berusaha mencari solusi bagi permasalahan ini. Fenomena kenakalan remaja sebenarnya bukanlah hal yang baru. Sejak dahulu fenomena ini sudah sering menjadi isu yang meresahkan, sebutlah tawuran dan pertempuran antar geng sekolahan. Namun seiring berkembangnya zaman, jenis kenakalannya pun ikut berkembang dan berevolusi. Seolah para pemuda ini selalu menemukan cara baru untuk mengekspresikan kenakalan mereka.
Pada kesempatan kali ini, penulis akan berusaha mengaitkan perilaku kenakalan remaja yang marak terjadi, dengan keterlibatan idola atau role model di kehidupan para remaja. Semakin berkembangnya globalisasi yang didukung dengan perkembangan teknologi sehingga memicu percepatan arus informasi. Saat ini hampir semua orang memiliki akses untuk memperoleh informasi melalui internet dan social media. Sehingga hal ini memicu  para pemuda untuk berkaca dan melihat hal-hal trend yang terjadi diluar sana. Dengan ini para pemuda menemukan dan seolah bersepakat untuk menjadikan suatu aksi tertentu sebagai hal yang disebut keren, yang akhirnya memicu aksi-aksi berkelanjutan dengan meniru hal yang dianggap keren tersebut. hal ini juga dipicu karena masa muda identik dengan pencarian jati diri dan validasi dari orang lain. Hal inilah yang akhirnya mengantarkan kita pada satu titik pembahasan, yaitu hadirnya role model atau idola sebagai penentu perilaku pemuda. Karena setiap perbuatan sang idola inilah akan memicu keinginan untuk meniru di kalangan pemuda.
Pada akhirnya kehadiran idola akan sangat memengaruhi kehidupan para pemuda. Hadirnya suri tauladan atau role model yang baik akan memicu perilaku yang baik, begitupun sebaliknya mengidolakan sesuatu yang buruk juga akan memicu perilaku yang buruk. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa memilih idola adalah suatu hak yang dimiliki setiap orang. Semua orang bebas ingin memilih siapa saja yang diidolakan dan dijadikan role model dalam kehidupan mereka, namun tentu peran lingkungan dan orang tua sangat penting untuk mengarahkan seorang anak agar memilih role model atau suri tauladan yang baik dan sesuai dengan norma-norma yang ada. Sudah jadi tugas keluarga untuk dapat mendidik karakter seorang anak agar dapat mengetahui mana yang baik untuk hidupnya, dan mana yang tidak. Hadirnya dogma dan ajaran agama juga dianggap penting untuk memicu pertumbuhan karakter yang baik, pendidikan yang cukup juga akan menimbulkan sikap rasionalitas dalam diri sang anak atau pemuda sehingga mereka dapat menentukan mana yang baik, dan mana yang buruk. Dengan hal inilah semoga kita dapat mengatasi permasalahan krisis idola, yang pada akhirnya bukan berarti ketiadaan idola atau role model yang baik, namun pada ketidakmampuan sang anak atau pemuda dalam memilih sesuatu yang baik bagi mereka dan menjauhi hal yang berdampak buruk bagi mereka.
Tentu kita berharap bahwa hadirnya sosial media dan kecepatan perkembangan teknologi yang memicu percepatan arus informasi akan membawa dampak yang baik. Kita juga berharap bahwa beragam akses yang dimiliki oleh pemuda di zaman sekarang akan membawa mereka untuk lebih berkembang dan bertumbuh ke arah yang positif. Namun hal ini akan memerlukan keterlibatan banyak pihak. Karena berharap adanya perbaikan dalam pemilihan role model atau idola yang tepat bagi pemuda tanpa mengarahkan mereka adalah hal yang sia-sia. Pada akhirnya perkembangan teknologi dan percepatan arus informasi bukanlah hal yang dapat kita kendalikan, namun persepsi dan konsepsi kitalah yang harus kita atur agar dapat menyikapi hal tersebut dengan bijak. Dan menumbuhkan sikap yang baik dalam diri pemuda adalah tugas kita semua. Agar generasi penerus kita tetap dapat menjadi tumpuan harapan dalam membangun bangsa dan negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H