Mohon tunggu...
Maulana Malik Irsysd
Maulana Malik Irsysd Mohon Tunggu... -

Mahasiswa perekam gejala, penguak misteri alam semesta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa UNY Meneliti Kaitan Habitat Perkebunan Dengan Keanekaragaman Kupu-kupu

11 Juli 2014   03:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:42 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kupu-kupu dan ngengat merupakan serangga dari bangsa Lepidoptera yang keberadaannya dapat dijadikan sebagai indikator penentu apakah suatu lingkungan memiliki kualitas yang baik atau buruk. Menurut pemaparan tim peneliti keanekaragaman kupu-kupu di perkebunan cenderung dipengaruhi oleh keanekaragaman tumbuhan yang menjadi inang bagi kupu-kupu atau ngengat tersebut. Selain itu kupu-kupu dan ngengat dapat hidup dengan optimal pada kondisi lingkungan tertentu.

Desa Kledung, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, jawa Tengah merupakan desa yang terletak di antara lereng Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, di daerah ini terdapat sekitar 331,5 hektar persawahan. Wilayah persawahan ini banyak ditanami komoditas seperti cabai, kentang, kol, tomat dan tembakau. persawahan di daerah ini merupakan urat nadi utama bagi kehidupan masyarakat di wilayah tersebut. Kondisi lingkungan di wilayah perkebunan ini tentunya sudah dipengaruhi aktivitas pertanian seperti pemupukan, penanaman dan sebagainya.

Fakta-fakta tersebut membuat beberapa mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang diketuai Aji Suhendy tertarik dan melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana struktur komunitas kupu-kupu dan ngengat yang terdapat di desa Kledung. Desa ini dipilih karena lokasinya yang mampu mewakili kondisi lingkungan Lereng Gunung Sindoro dan Sumbing. Selain itu desa yang terletak di ketinggian 1100 meter dari atas permukaan laut dan berjarak sekitar 24 km dari kota Temanggung ini sebagian besar merupakan lahan persawahan produktif hasil pembukaan hutan di kawasan lereng gunung Sumbing dan Sindoro sehingga sangat menarik untuk dikaji kondisi lingkungannya menggunakan status kelimpahan keanekaragaman kupu-kupu dan ngengat sebagai bio indikator alami.

Hasil penelitian tersebut adalah ditemukan sekitar 1390 kupu-kupu dan ngengat yang merupakan anggota dari 14 family kupu-kupu dan ngengat. Keanekaragaman dan jumlah kupu-kupu dan ngengat pada daerah perkebunan masuk ke dalam kategori sedang yang berarti bahwa di daerah tersebut kualitas lingkungannya masih memungkinkan untuk tempat hidup kupu-kupu dan ngengat, selain itu jumlah ini juga dipengaruhi oleh tanaman perkebunan yang merupakan inang bagi beberapa spesies ngengat. Daerah persawahan ini direncanakan akan terus bertambah degan bertambahnya pembukaan lahan. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya jenis kupu-kupu dan ngengat tertentu yang bergantung pada tanaman hutan sekunder dan meningkatnya jumlah kupu-kupu atau ngengat tertentu yang bergantung pada tanaman perkebunan sehingga keanekaragaman kupu-kupu dan ngengat di daerah tersebut akan terus berkurang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun