"Hari ini hujan, tapi besok belum tentu hujan. Yang jelas, hujan pasti turun. Kita hanya bisa mempersiapkan diri dengan membawa payung."
Aku terdiam memperhatikannya yang mengatakan kalimat itu---seperti sudah terbiasa---dengan air mata yang tidak berhenti mengalir di pipinya. Lelaki ini bukan sedang bercerita tentang hujan, melainkan tentang dirinya sendiri.
Aku menghela nafas pelan lalu kembali memandangi langit seperti yang dilakukannya.
"Bukankah setelah hujan, langit akan cerah? Seberapa lama hujan turun, sederas apapun itu, matahari akan muncul setelahnya." Ucapku.
Kami berdua terdiam, hanya terdengar suara rintik hujan yang mulai mereda. Aku berencana beranjak ketika lelaki itu memanggil namaku. Aku menoleh padanya karena dia tahu nama ku dan ia tersenyum, tanpa mengalihkan pandangannya dari langit mendung.
"Kau benar," katanya.
"Terima kasih."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H