Mohon tunggu...
Irsyad Sirsad
Irsyad Sirsad Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Semoga beruntung!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Trik Memulai Sebuah Tulisan

30 Maret 2014   17:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:17 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah Anda bahwa kata mengandung kekuatan super dahsyat yang belum pernah Anda bayangkan sebelumnya? Kata dapat mengubah suasana hati dan pendirian seseorang. Kedahsyatan itu dapat digunakan secara lisan ataupun tulis. Persoalannya, bagaimana menerapkan kata-kata super dahsyat itu dalam tulisan Anda?

Penulis harus menjadi pemenang di paragraf pertama tulisannya. Penulis harus memenangi hati pembaca dengan menariknya lebih jauh lebih dalam ke tulisannya. Oleh karena itu, penulis harus merancang strategi khusus. Ingat! Pembaca cukup mengeklik tanda silang di pojok kanan atas atau menekan Ctrl + w untuk menutup halaman Anda. Jadi, gunakan cara terbaik untuk mengawali tulisan Anda.

Perhatikan beberapa trik berikut!

1. Awali dengan kalimat mencekam.

Contoh:

Kalimat biasa: Remaja mengalami degradasi moral.

Kalimat mencekam: Remaja kita dalam bahaya besar!

2. Gunakan fakta menarik, aneh, unik, dan tidak pasaran.

Contoh:

Fakta biasa: Pergaulan remaja semakin mengkhawatirkan.

Fakta menarik: Sebagian remaja melakukan seks bebas.

3. Awali dengan sebuah pertanyaan menarik.

Contoh:

Pertanyaan biasa: Mengapa seks bebas di kalangan remaja terjadi?

Pertanyaan menarik: Seks bebas di kalangan remaja, mengapa tidak?

4. Awali dengan kutipan menarik.

Contoh:

Kebahagiaan tergantung pada diri kita sendiri (Aristoteles). Perkataan Aristoteles tersebut dapat dijadikan bahan perenungan setiap orang. Bla … bla … bla ….

5. Awali dengan peribahasa, kiasan, atau ungkapan menarik.

Contoh:

Buruk muka cermin dibelah. Peribahasa tersebut menggambarkan keadaan seseorang yang sering mengkambinghitamkan orang lain atas kesalahan yang diperbuat sendiri. Bla … bla … bla ….

6. Awali dengan penggalan lirik lagu.

Contoh:

Banyak harta ngapain (ngapain)

Kalo gak berkah pikirin (pikirin)

Oh punya harta gak mungkin (gak mungkin) dibawa mati

Hidup indah bila mencari berkah

(Wali “Cari Berkah”)

Penggalan lirik lagu tersebut menggambarkan keadaan seseorang yang mempunyai banyak harta, tetapi tidak berkah. Bla … bla … bla ….

7. Awali dengan cerita singkat.

Contoh:

Kulangkahkan kaki perlahan-lahan. Kucari tahu apa yang baru saja terjadi dengan mengintip dari balik pintu kamar. Tanpa suara aku melangkah pelan menuju ruang keluarga. Suasana begitu gelap. Kedua tanganku dengan erat memegang tongkat bisbol. Tiba-tiba sebuah gerakan cepat terjadi di dekatku. Dengan cepat kuayunkan tongkat bisbol ke arah gerakan tadi. Namun, sebelum mengenai sasaran, tanganku berhenti. Ternyata, itu kucingku!

Bla … bla … bla ….

8. Awali dengan kalimat definitif

Contoh:

Disleksia adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan kesulitan dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis. Bla … bla … bla ….

2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun