Mohon tunggu...
Irsyad Sirsad
Irsyad Sirsad Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Semoga beruntung!

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Penulis Dikira Pengangguran

30 April 2014   22:23 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:00 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian masyarakat berpandangan kerja kantoran adalah jenis pekerjaan menjanjikan. Apa pun posisinya, pekerja kantoran dianggap sebagai pekerja mapan yang masuk pagi pulang petang dengan gaji bulanan. Bahkan, dalam suatu kasus, seorang bapak menolak pemuda yang ingin melamar anaknya. Alasannya, si calon menantu wirausahawan ikan hias, bukan pekerja kantoran.

Lalu, bagaimana dengan profesi sebagai penulis?

Belakangan ini Wahyu (bukan nama sungguhan) digosipi tetangga. Dia baru saja membeli mobil baru. Rumahnya pun direnovasi. Selain itu, tetangga sering melihat perabotan elektronik baru diantar seseorang ke rumah Wahyu. Ada kulkas baru, televisi baru, mesin cuci baru, dan lain-lain.

Gunjingan tetangga bukan tanpa alasan. Wahyu bukan pekerja kantoran. Dia mengaku tidak menjadi karyawan di perusahaan mana pun. Selain itu, dia juga tidak mengelola bisnis apa pun. Singkat cerita, tetangga berkata, “Pengangguran kok mampu beli ini itu? Duit dari mana?”

Usut punya usut, Wahyu seorang penulis lepas. Dia menulis opini dan artikel di berbagai media massa. Selain itu, dia juga menulis cerpen, cerbung, novel, bahkan baru-baru ini mendapat kontrak untuk menulis naskah sinetron kejar tayang. Dari honor menulis itulah Wahyu mampu membeli berbagai barang.

Meskipun telah mengetahui info tersebut, tetangga masih tidak percaya. “Apa mungkin penghasilan dari menulis sebegitu besar?” seloroh tetangga.

Cerita tersebut menegaskan masyarakat masih tidak percaya bahwa menulis bisa menjadi profesi menjanjikan. Jika dilakukan secara total, tentu menulis dapat dijadikan sumber pendapatan. Namun, jika dilakukan secara setengah-setengah, sekadar mengisi waktu, hasil yang diperoleh pun tidak maksimal.

2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun