Mohon tunggu...
Irman Siswadi
Irman Siswadi Mohon Tunggu... -

Perbedaan itu indah karena dengan berbeda kita ada

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kita Tidak Bisa Memilih

26 Desember 2012   00:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:03 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-–Biasanya proses kelahiran anak dari keluarga biasa, hanya dibantu oleh satu atau paling banyak dua orang dokter.
Kalau yang lahir cucu kedua Presiden Indonesia, dokter yang membantu  sampai tujuh orang. Cucu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini lahir di  Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Humas Rumah Sakit Pondok Indah Karina mengatakan, sedikitnya tujuh orang dokter yang membantu proses kelahiran anak dari Edhi Baskoro Yudhoyono (Ibas) – Siti Rubi Alia Rajasa (Alia),   Senin (24/12).
Anak Ibas – Aliya bernama Airlangga Satriadhi Yudhoyono, lahir pada Senin (24/12) pukul 00.01 dini hari.

Ibas menjelaskan, keluarganya memiliki tradisi Jawa, dari tanggalan Jawa anaknya lahir pada Senin Pahing. Menurutnya dari sisi weton, berarti kelancaran dan kebaikan.

Menurut Ibas,  anaknya lahir dengan proses persalinan normal. Beratnya 3,35 kilogram dengan ukuran panjang  50 cm.

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/12/24/mfja1x-tujuh-dokter-bantu-kelahiran-cucu-sby

Ahhh... betapa bahagianya cucu kedua presiden SBY. Lahir ditanggani 7 dokter, semua menyambut gembira, bunga wangi dimana-mana. Pokoknya lengkaplah kesempurnaan kelahirancucu presiden ini. Airlangga (nama cucu SBY) tidak pernah meminta lahir dari orang tua dan kakek nenek yang mana.

Dalam waktu bersamaan, seorang ibu muda melahirkan jabang bayiny dan bingung akan dibawa kemana setelah melahirkan. Ibu muda ini bingung karena anak terlahir tanpa dikehendaki. Bapaknya entah dimana atau juga tidak tahu yang mana bapaknya. Akhirnya sangdarah daging diletakkan di depan pagar rumah orang dengan harapan ada yang memaggilnya. Seandainya dalam jerit lirihnya sang bayi bisa berkata “Aku tidak pernah meminta lahir dan dari orang tua yang bagaimana”

Oleh karena bersyukurlah kita lahir dan menulis di kompasiana ini. Dan bersyukur juga telah dikarunia putra/putri yang lahir tanpa dikawal oleh 7 dokter sekaligus tapi cukup dengan bidan saja.

Tetapi siapapun orang tuanya, kondisi apapun pada saat bayi lahir, kita tidak pernah mengetahui jalan hidup ke depannya.Bisa saja kondisi menyedihkan, demikian sebaliknya. Kita tidak meminta lahir dari siapa.........

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun