Mohon tunggu...
Irsan Soromandi
Irsan Soromandi Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Saya mahasiswa universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kehidupan Masyarakat Multikultural dalam Mempertahankan Kebhinekaan pada Era Industri: Studi Kasus Kota Surabaya

26 Juni 2024   08:14 Diperbarui: 26 Juni 2024   08:27 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

   

Kebhinekaan merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki Indonesia sejak lama. Berbagai suku, agama, ras, dan golongan hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati. Namun, di era industri yang semakin maju, tantangan untuk mempertahankan kebhinekaan semakin besar. Salah satu contoh keberhasilan dalam mempertahankan kebhinekaan di era industri dapat kita lihat dari kehidupan masyarakat di Kota Surabaya.

Surabaya : Potret Keberagaman

Surabaya, sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, telah lama dikenal sebagai kota multikultural. Masyarakat Surabaya terdiri dari berbagai etnis seperti Jawa, Tionghoa, Madura, dan Arab yang hidup berdampingan. Selain itu, berbagai agama seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu dianut oleh masyarakat kota ini. Keberagaman ini memberikan Surabaya karakter khas sebagai kota yang inklusif dan toleran.

Tantangan di Era Industri

Dengan berkembangnya era industri, Surabaya menghadapi berbagai tantangan dalam mempertahankan kebhinekaan. Pertumbuhan industri dan urbanisasi yang pesat seringkali menyebabkan gesekan antar kelompok masyarakat. Modernisasi dan globalisasi juga membawa masuk budaya-budaya baru yang terkadang bertentangan dengan nilai-nilai lokal.  Selain itu, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, meskipun membawa banyak manfaat, juga dapat memicu penyebaran informasi yang tidak akurat dan hoaks yang dapat memperkeruh suasana. Hoaks dan ujaran kebencian di media sosial sering kali memicu ketegangan antar kelompok etnis dan agama.


Strategi Mempertahankan Kebhinekaan

1. Pendidikan Multikultural : Pemerintah Kota Surabaya mengimplementasikan pendidikan multikultural di sekolah-sekolah. Kurikulum yang menekankan pada pentingnya toleransi, saling menghormati, dan kebhinekaan diajarkan sejak dini. Dengan pendidikan yang baik, generasi muda diharapkan dapat menjadi agen perubahan dalam menjaga keharmonisan sosial.

2. Kebijakan Inklusif : Pemerintah kota juga menerapkan kebijakan yang inklusif dalam berbagai bidang. Misalnya, dalam penataan ruang kota, pemerintah memastikan semua kelompok masyarakat mendapatkan akses yang sama terhadap fasilitas umum. Selain itu, berbagai festival budaya diadakan untuk merayakan keberagaman yang ada.

3. Forum Dialog Antar Umat Beragama : Pembentukan forum dialog antar umat beragama menjadi salah satu langkah penting dalam menjaga kebhinekaan. Forum ini menjadi wadah untuk berdiskusi dan menyelesaikan konflik secara damai. Selain itu, forum ini juga berperan dalam menyebarkan pesan-pesan toleransi dan perdamaian kepada masyarakat luas.

4. Penggunaan Teknologi untuk Penyebaran Informasi Positif : Pemanfaatan teknologi informasi secara positif juga menjadi kunci. Pemerintah kota dan komunitas masyarakat aktif dalam menyebarkan informasi yang benar dan positif melalui media sosial. Kampanye anti-hoaks dan promosi nilai-nilai kebhinekaan gencar dilakukan untuk mengimbangi dampak negatif dari penyalahgunaan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun