Mohon tunggu...
Muhammad Irsani
Muhammad Irsani Mohon Tunggu... Abdi -

Lahir di Pangkalan Bun, Kalteng. Menulis ketika pingin.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Istri Dibawa Lari, Lelaki ini Tidak Marah

1 Februari 2014   22:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:15 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1391269978993932732

Pukul 15.00 WIB, saya kedatangan seorang tamu. Tubuhnya agak kurus, dari penampilannya yang kusut, lusuh dan (maaf) berbau kurang sedap, saya menangkap firasat bahwa orang ini sedang dirundung masalah, masalah yang begitu pelik sehingga tidak sempat memperhatikan kondisi diri lagi. Tidak ingin berlama-lama berdiri di depan pintu, saya mempersilakan lelaki berkulit legam ini masuk dan duduk di ruang tamu.

Berbahasa Jawa medok, dia menguraikan sesuatu dengan tertatih-tatih. Lamat-lamat saya menangkap bahwa dia baru datang dari Jawa dan ingin mengambil istrinya yang tinggal di wilayah ini. Karena terdengar serius, saya yang tidak banyak mengerti bahasa Jawa, mengalihkan bahasa pengantar ke dalam bahasa Indonesia.

[caption id="attachment_309663" align="alignright" width="300" caption="Lelaki itu tidak marah (dok pribadi)"][/caption]

Mulai menjelaskan dengan bahasa Indonesia, meski masih banyak diselingi bahasa Jawa, saya mengerti bahwa dia baru datang dari Tulungrejo, datang ke sini ingin mengambil istrinya yang telah 10 bulan dibawa lari laki-laki. Saya kaget alang kepalang, ini bukan masalah biasa, ini kriminal yang bisa saja berujung dengan kekerasan atau perkelahian serius. Apalagi setelah saya cek, istrinya bersama suami baru siri memang benar tinggal dan menetap di wilayah saya.

Saya berprofesi ganda menjadi Ketua RT -- tempat curhat pertama ketika warganya menghadapi masalah  -- sudah biasa bila persoalan berbau kriminal, jika tidak ditangani dengan serius akan bermuara pada crime yang lebih serius. Setelah saya wawancara habis-habisan, dokumen-seadanya (KTP dan Kartu Keluarga) saya foto melalui kamera handphone, lelaki kurus ini saya bawa ke kantor polisi terdekat.

Ada tiga hal saya catat dari pria malang yang mengaku bekerja sebagai petani ini yang membuat siapapun sebagai sesama lelaki heran atau takjub: 1.     Rawut wajahnya tidak sama sekali terlihat marah atau dendam, meski istrinya berbulan-bulan telah dibawa lari; 2.     Dia hanya ingin istrinya kembali, hidup rukun bersama tiga anak-anaknya; 3.    Kepada laki-laki yang telah membawa lari istrinya, dia tidak mempersoalkan apakah dihukum atau tidak;

Dihadapan dua orang anggota polisi baik dan ketua RT, lelaki kehilangan rasa cemburu ini mencabut kembali laporannya, dia akan mengurus masalahnya secara kekeluargaan dan berjanji tidak akan bertindak melawan hukum.

Kumandang adzan Magrib menggema, saya pulang ke rumah dengan tenang, kubiarkan saja nalar mengurai urutan-urutan logika mengenai lelaki malang itu, amarahnya mungkin tersimpan di zona netral sehingga tidak tercemar hukum sebab-akibat.

Selamat berjuang bapak!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun