Tidak ada jual beli paling aman, kecuali bertemu antara penjual dan pembeli beserta barang dagangan yang bisa diamati dan diteliti, lalu negosiasi kemudian lahir sebuah kesepakatan, deal! Namun di era digital ini, jual beli bukan saja didasarkan pada sisi keamanan; yang tidak kalah penting adalah kenyamanan, kepraktisan, kemudahan dan murah pastinya.
Saya baru lebih kurang lima tahun menjadi konsumen aktif berbelanja secara online atau Belanja di Media Sosial . Terserah pembaca menilai apakah saya teracuni pola hidup konsumtif, namun yang jelas ada tiga alasan ini yang melatarbelakangi kenapa harus membeli keperluan melalui toko-toko maya, pertama karena barang tersebut tidak saya temui di kota tempat tinggal, kedua karena jauh lebih murah (sudah termasuk ongkos kirim), dan ketiga membantu teman membelikan sesuatu dikarenakan alasan pertama dan kedua di atas.
Sebagai pelaku bisnis (buyer) aktif, saya merasakan bahwa satu-satunya sandungan dalam membeli barang dalam dunia maya adalah keamanan. Meskipun sejumlah transaksi lebih banyak berhasil dengan baik (barang sesuai dengan yang diiklankan dan waktu pengiriman relatif tepat waktu), namun hingga saat ini saya masih mengalami yang namanya ditipu: a) Ditipu, uang ditransfer tapi barangnya tidak pernah datang dengan nilai jutaan rupiah (pernah sekali karena tidak menggunakan Rekening Bersama); b) ditipu, jumlah order yang datang tidak sesuai (lebih sedikit/kurang) dengan pesanan, ini beberapa kali dan biasanya barang-barang yang nilainya di bawah seratus ribu ke bawah; 3) ditipu, kualitas barang tidak sesuai yang diiklankan (kebanyakan barang elektronik murah meriah dari Cina). Yang saya maksudkan ditipu di sini karena pihak seller sebagian tidak bisa dihubungi dan sebagian berkilah bahwa barang yang dikirim telah sesuai dengan PO (Purchase Order). Debat kusir pun tak bisa dihindari hingga akhirnya saya harus mengalah karena nilainya relatif kecil, percuma berbusa-busa jika akhirnya nilai yang diperjuangkan tidak sebanding dengan susah payah klaim. Lagi-lagi konsumen yang dirugikan. Harus diakui pula, sebagian seller berlaku sportif dengan mengganti produk yang salah kirim atau rusak dan bahkan mengganti biaya return. Bahkan pernah mengembalikan UANGKU karena pesanan melewati batas waktu (mungkin dia hanya sebagai dropshipper).Catet, ini bukan kategori penipuan tapi semata-mata karena kesalahan wajar.
Kapok? Oh tidak, karena para penipu itu akan redup dengan sedirinya, hidupnya pasti tidak tenang, uang haram yang dimakan keluarganya pasti membuat mereka sekeluarga selalu dirundung masalah. Andaipun mereka lepas dari jeratan hukum dunia, maka ( jika tidak segera bertaubat) mereka kelak akan merasakan azab kubur yang teramat perih.
Agar terhindar dari berbagai macam penipuan maka wajib mencari dan memilah Online ShopTerpercaya.Siapapun anda, jika ingin berbelanja ria secara online, makasyarat utama dan wajib bagi calon buyeradalah memilih Rekber (rekening bersama) yang sudah dikenal luas dan terpercaya seperti peyment requestUANGKU.
Berikut beberapa tips berbelanja aman yang saya sari dari pengalaman pribadi dan pengamalan teman terdekat:
Belanja barang elektronik atau elektronik unik: jangan buru-buru tergoda dengan harga murah dan kecanggihan yang disebut dalam iklan. 1) Calon buyerwajib membaca review (ulasan) pembeli, bukan hanya dari toko tersebut tapi juga dari toko online lainnya. Ini bukan soal tipu-tipu tapi soal kualitas barang, dari sejumlah toko online kadang ada pembeli “bertanggung jawab” membeberkan sejumlah kelemahan barang tersebut yang maksudnya dijadikan pertimbangan; 2) tanya dengan penjual apakah barang tersebut beredar resmi atau BM (Black Market). Ini penting, meskipun barang tersebut asli namun bila BM maka sang pembeli harus menerima resiko tidak dilayani di layanan servis resmi. Kecuali ada bengkel di luar servis resmi yang memang sudah diketahui kehandalannya; 3) sekalipun dijanjikan garansi 10 hari (misalnya), sebaiknya dilihat dulu review pembeli apakah ada yang kecewa karena permohonan garansi (ditukar/dikembalikan) tidak digubris atau diacuhkan.
Belanja obat-obatan atau suplement herbal: 1) Harus super hati-hati, karena jika salah beli bukan saja rugi uang, mungkin kandungan di dalamnya bisa merusak kesehatan; 2) lihat riwayat dan pelajari profil shop(kapan mulai buka, jumlah transaksi dan penilaian dari pembeli); 3) pedagang serius biasanya memiliki websiteresmi (bukan hosting domaingratisan) dan memperluas jaringannya di lapak-lapak online besar. Nah, sebelum memutuskan membeli telusuri dulu halaman web seperti ke-khasan toko (tidak menjual barang campuran), olahan produknya di mana dan apakah memiliki sejumlah sertifikat dari BPOM RI, Halal dari MUI, lebih bagus lagi jika ada sertifikat ISO 9001; 4) hati-hati dengan harga tidak wajar alias super murah, mungkin produk tersebut tidak asli. Pembeli bijaksana harusnya mampu mendeteksi harga-harga rasional berdasarkan hasil browsing dari sejumlah toko terpercaya.
Belanja barang bekas: 1) cara terbaik dan teraman belanja barang bekas adalah COD (cash on delivery), bertemu, teliti barang, tawar menawar dan deal; 2) jika terpaksa ingin bertransaksi dengan seller luar kota atau luar pulau secara online, carilah referensi teman-teman terdekat yang telah berpengalaman pada toko atau perorang tertentu, jika tidak ada lebih baik batalkan; 3) teknis pembayaran pada item 2 wajib melalui pihak ketiga yang terpercaya semacam peyment requestUANGKU.Ini bukan saja soal trust namun lebih kepada kepraktisan.
Satu hal terpenting ketika ingin membeli barang dari shop online,sebaiknya endapkan dulu semua keinginan dua hingga tiga hari. Biasanya setelah proses pengendapan hasrat luar biasa ingin berbelanja akan terfilter jernih mana barang yang betul-betul dibutuhkan, mana barang yang didasarkan karena nafsu berbelanja.
Berbelanja online itu mudah dan banyak pilihan, asal dilakukan dengan cara aman, agar tidur nyenyak hati pun senang.