Dua muda-mudi yg lagi dilanda kasmaran sedang telponan. cowok =ono matua dan cewek=ono alawe.
Onoalawe: ga'a(bang)... Aku udah kastau ke orang tuaku tentang hubungan kita.
Onomatua: lalu.... Apa mereka bilang nakhi(adik)
onoalawe: boleh2 aja ga'a tapi maharnya tak kurang 100 juta + 20 karung beras + emas.
Onomatua: akhh... Aku gak mampu sediakan smua itu nakhi! Biaya hidup sehari-hari ga'amu ini aja pas-pasan,, apa mahar ini akan menghalangi cintaku padamu (faomasigu khöu)??
Onoalawe: ga'a... Gak ada yg bisa menghalangi hubungan kita. Karena orangtua kita (satuada) mematok mahar yang selangit., bagaimana kalo aku dan ga'a kawin lari/ nikah di tata sipil aja?
Onomatua: oke... Aku tunggu nakhi besok pukul 18.00 wib di pelabuhan gunungsitoli.
(akhirnya meraka melarikan diri).
Beberapa hari kemudian orang tua onoalawe baru menyesal setelah mendengar kabar anaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H