Mohon tunggu...
Irsan Widyawan
Irsan Widyawan Mohon Tunggu... marketing representatives -

Seorang manusia biasa yang dapat melakukan hal-hal yang luar biasa :). Lulusan insinyur yang pusing dengan hal-hal berbau teknis konstruktif

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bangsa yang Pengecut

10 Februari 2011   07:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:44 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangsa Indonesia sudah jadi bangsa yang pengecut. Bangsa yang hanya berani membunuh dan menyiksa orang lain kalau berbeda pendapat. Bangsa yang tidak menolerir perbedaan. Kalau berbeda, berhak untuk ditindas, dianiaya, disiksa bahkan di bunuh.

Bisa kita lihat di kerusuhan berbau SARA di Cikeusik maupun di Temanggung. Agama hanya dijadikan alasan dan pembenaran untuk melakukan pengrusakan maupun pembunuhan. Padahal agama itu sendiri, tidak pernah mengajarkan atau mencontohkan kekerasan. Banyak pelaku kekerasan yang menggunakan alasan-alasan yang sebenarnya alasan yang picik sebagai pembenaran untuk tindakan yang dilakukan.

Sering kita lihat juga dalam tawuran-tawuran antar warga atau pelajar. Sudah tidak heran kita lihat dalam tawuran tersebut, ada beberapa orang yang maju ke garis depan dengan melempar batu,tombak,kayu, dll tapi akhirnya lari ke belakang barisan dengan alasan yang takut diserang lagi dari pihak lawan. Tindakan yang pengecut. Tindakan yang terlihat dari sifat sebenarnya pengecut, hanya berlindung atas nama kelompoknya. Tindakan yang tidak bertanggung jawab atas konsekuensi yang dia perbuat sendiri. Tindakan yang kurang lebih sama menggunakan perbedaan atas keyakinan atau pendapat, sebagai pembenaran tindakan anarkis.

Apakah kita sudah jadi bangsa yang pengecut???? Semoga untuk kita semua jadi bahan introspeksi dan renungan.

Tulisan ini juga dapat dilihat di blog penulis www.irsanwidyawan.co.cc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun