Mengatasi tantangan dalam menggabungkan Kurikulum Cambridge dan Kurikulum Merdeka membutuhkan pendekatan yang inovatif dan kolaboratif. Sekolah harus menjadi pusat pembelajaran yang dinamis, di mana guru dan siswa bersama-sama mengeksplorasi metode baru dalam pembelajaran. Peningkatan kapasitas guru melalui pelatihan yang berkelanjutan, pengembangan kurikulum yang integratif, serta komunikasi yang terbuka dengan seluruh pemangku kepentingan adalah kunci keberhasilan.
Selain itu, penting untuk membangun budaya sekolah yang mendukung keberagaman pendekatan pembelajaran. Dengan demikian, siswa tidak hanya berhasil dalam aspek akademis, tetapi juga berkembang sebagai individu yang kreatif, kritis, dan adaptif. Dengan tekad dan kerja sama yang kuat, tantangan dalam menggabungkan Kurikulum Cambridge dan Kurikulum Merdeka bukanlah halangan, melainkan peluang untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Referensi:
- Ahmad, N., Haris, S., & Yusuf, M. (2022). "Curriculum Integration Strategies in Bilingual Schools: A Case Study." Journal of Education and Learning, 11(4), 120-132.
- Kusuma, D., Purnamasari, H., & Nugroho, B. (2023). "Policy Implementation Challenges in International Schools: Balancing National and International Standards." International Journal of Educational Policy and Leadership, 18(2), 45-58.
- Sari, R., & Yulia, M. (2023). "Teacher's Role in Integrating National and International Curriculum: A Cross-Case Analysis." Journal of Teacher Education and Training, 15(3), 56-71.
- Widodo, A., Putri, R. A., & Santoso, T. (2023). "Assessment Practices in Dual Curriculum Schools: Balancing Formative and Summative Approaches." Educational Assessment Journal, 8(2), 67-81
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H