Mohon tunggu...
Irsal Efendi
Irsal Efendi Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menyukai Bidang Pendidikan dan Digital Marketing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tidak Menjadi Generasi "Home Service" bagi Siswa di Sekolah

20 Agustus 2023   10:33 Diperbarui: 20 Agustus 2023   10:39 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan menampilkan tarian daerah dalam unjuk karya proyek II Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Generasi "Home Service" diasumsikan sebagai generasi yang selalu ingin dilayani. Dalam bentuk dan kegiatan apapun memiliki ketergantungan kepada orang lain. Biasanya generasi ini dikarenakan interaksi dari orang terdekatnya yang selalu membantu.
Generasi "Home Service"  lahir dari orang terdekat yang tidak tega melihat kemandirian dari anak tersebut. Akibatnya pola asuh yang salah membuat anak ragu dalam mengerjakan apapun. Anak tidak mendapatkan kesempatan untuk menjalani proses. Terbiasa akan hasil yang sesuai dengan keinginannya. Anak selalu di bantu tanpa melatihnya untuk dapat melakukannya sendiri.

Padahal memberikan kesempatan kepada anak untuk berproses sangat penting untuk tumbuh kembangnya. Berani mencoba berproses atas usaha sendiri, menerima setiap hasil yang dicapai meskipun tidak sesuai dengan harapan dan hal lainnya membuat anak mendekati realita kehidupan yang normal.

Anak yang terbiasa dilayani dan tidak diajarkan dalam berproses maka beresiko akan menjadi pribadi yang malas berusaha. Anak tidak mengenal belajar dan kegagalan akan sulit menghadapi masa depan.

Generasi "Home Service" tidak hanya secara terbentuk dirumah tetapi juga disekolah. Pola pendampingan dari guru khususnya walikelas turut membentuk karakter siswa disekolah.

Bagi siswa yang terbiasa mendapatkan "fasilitas" pendampingan yang full service membuat siswa akan terlihat santai. Siswa memahami bahwa apapun yang dialaminya akan dibantu oleh guru. Dicontohkan apabila siswa ketinggalan buku ketika sudah berangkat kesekolah maka guru akan membantu untuk menelepon orangtua untuk dapat mengantarkannya. Guru akan berusaha mencari jalan keluar bagaimana buku tersebut bisa sampai di sekolah, bukan siswanya yang mencari jalan keluar.

Beberapa kondisi lainnya bisa saja tidak sadar dilakukan oleh seorang guru kepada siswanya. Niat hati guru adalah tulus membantu tetapi bisa jadi caranya yang tidak tepat sehingga dapat mempengaruhi perkembangan diri siswa sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun