Beberapa waktu lalu, saya mengikuti sebuah acara yang bertema Obrolan Seputar Islam dibina oleh Ustad Ahmad. Banyak manfaat yang dapat saya ambil dari acara itu. acara yang bertema “Allah tak sayang aku?” itu sangat menyenangkan dilengkapi dengan candaan-candaan Ustad ahmad yang segar. Sehingga waktu 4 jam pun tak terasa kesal.
Mungkin kita pernah merasa bahwa Allah tak sayang pada kita karena doa-doa kita tak pernah dikabulkan olehNya padahal kita merasa sudah melaksanakan Ibadah dengan baik, bahkan amalan sunah pun sudah kita jalankan dengan rutin. Tahajud setiap malam, Dhuha yang dilakukan dengan rutin, dan puasa Senin Kamis pun tak ketinggalante. Itu tak membuat Allah mengabukan doa-doa kita. Pasti kita berpikir kenapa seperti itu? mungkin Allah tak sayang pada kita. Pasti itu pernah ada di benak kita, begitu kata Ustad Ahmad.
Kemudian beliau mengibaratkan hal itu dengan kisah pengamen. Misalnya jika kita sedang makan, kemudian ada seorang pengamen dengan penampilan yang tak karuan datang. Hidung, bibir, dan telinga yang ditindik, baju yang kotor dan sobek, dan suara yang tak enak didengar. Kemudian dia menyanyi. Biasanya jika kita didatangi pengamen seperti itu, kita ingin cepat memebrikannya uang agar ia cepat lenyap dari pandangan. Berbeda lagi jika kita didatangi oleh pengamen yang penampilannya rapi, bersih, dan bersuara merdu. Jika kita didatangi pengamen seperti ini, kita pasti ingin lebih lama mendengarkan nyanyian pengamen itu sebelum menyuruhnya pergi. Mungkin kita tidak akan langsung memberinya uang dan akan menyuruh orang tersebut untuk menyanyikan beberapa lagu hingga kita puas karena suaranya merdu. Setelah kita puas mendengar nyanyiannya yang merdu, barulah akhirnya kita memberikan uang dan membiarkannya pergi.
Nah itulah perumpamaan yang dijelaskan Ustad Ahmad pada saat itu. jadi Allah bukan berarti tak sayang pada kita jika doa kita belum dikabulkan. Tapi Allah hanya masih ingin mendengar nyanyian merdu doa-doa kita. Dan mungkin Allah masih ingin melihat kesungguhan kita untuk tetap beristiqomah. Jadi janganlah merasa sedih dan berpikir Allah tak menyayangimu. Alah hanya sedang menikmati dan mendengarkan nyanyian doamu di sepanjang malam. Dan suatu saat Allah pasti akan mengabulkannya. Percayalah!
Akhir acara itu juga ditutup dengan doa dan renungan agar kita selalu bersyukur pada Allah. Acara itu juga ditutup oleh seorang Guru SMA yang memberikan petuahnya pada kami. Belia menyebutan bahwa dalam Alquran banyak perumpaaan. Misalnya ada lalat dan lebah/ lalat adalah hewan yang hidup dan memakan makanan di lingkungan yang begitu kotor sehinga ia hanya bisa membawa dampak negative. Sedangkan lebah adalah hewan yang tinggal di tempat yang baik. Lebah juga hanya memakan makanan yang baik, yaitu saripati bunga untuk kemudian meghasilkan hal yang baik dan bermanfaat, yaitu madu. Nah kita sebagai manusia, tinggal memilih, mau jadi lalat atau lebah? Sebagai manusia yang baik, kita harus bisa mencontoh lebah, hidup di lingkungan yang baik, memakan makanan yang baik, dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.
Itu hanya rangkuman singkat yang saya dapat dalam acara luar biasa itu. semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H