Semalem aku berkunjung ke tempat mertua. Sekedar silaturahmi dan bertegur sapa. Di sana ada adik iparku yang sedang ngobrol dengan temannya. Diskusi yang mengasyikkan.
Suamiku bergabung dengan mereka, sedangkan aku dan istri adik iparku ngobrol dengan ibu mertuaku di ruang sebelah. Sambil nonton tivi.
Malam semakin larut. Mereka bertiga, para lelaki itu masih asyik dengan obrolan mereka, ditemani kopi yang tidak terlalu kental dan kacang oven yang tinggal kulitnya.
Obrolan mereka bertiga aku dengar seputar pekerjaan mereka, tentang undangan hajatan yang menumpuk, dan tentu saja tentang sepakbola!!
Aku sampaikan kepada suamiku kalau sudah hampir tengah malam. Pamitan. Tapi kulihat dia asyik mendengarkan teman adik iparku yang bercerita tentang biolanya.
Sekitar akhir tahun 2007 dia ikut kontes membuat sebuah biola. Kontes yang diadakan antara RI dengan USA dalam suatu acara konser Vivaldi.
Dia ceritakan dengan detil bagaimana proses pembuatan biola tersebut. Dan hasil jerih payahnya ternyata tidaklah sia-sia. Dia meraih juara pertama! Sebuah sertifikat diberikan kepadanya dan sejumlah dolar diterimanya.
Biola itu tentu saja harus direlakan untuk lepas dari tangannya. Ketika dia ditanya suamiku tentang keberadaan biola itu, dia hanya menjawab….entahlah…. dengan pandangan lurus ke atas.
Ada nada sendu dalam suaranya. Aku ikut terhanyut. Walaupun tak bisa kuraba apa isi hatinya, namun kukira dia kangen dengan biolanya. Dia tambahkan, setahu dia, terakhir kabarnya biola itu berada di Utah….
Suamiku bertanya lagi dan dia menjawab dengan keraguan. Aku hanya tahu, sebenarnya dia ingin tahu…dimana biola itu sekarang…..
Ngayogyakarta Hadiningrat, duapuluh delapan mei duaribu sebelas.
.......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H