Entahlah apa yang kini terasa di dalam hati sesungguhnya. Terkadang ada rasa suka, sayang, kesal bahkan benci. Perasaan-perasaan yang kadang hadir dihati secara tak terduga. Berputar-putar dan terbolak balik dalam dada ini secara bergantian. Hal lumrah bagi seorang wanita, seperti juga aku mungkin…
Rasa cinta dan sayang terhadap makhlukNya terkadang membuatku bermutasi menjadi seseorang dengan karakter yang berbeda, dengan tindak tanduk yang juga jauh berbeda dgn aslinya. Inikah yang dinamakan asmara.Hahay….sepertinya iya….
Cintaku padanya membantuku tersenyum pagi hingga malam hari. Dunia pun rasanya penuh bunga-bunga saat kudengarkan suaranya, maklum jarak pandang yang cukup jauh membuatku harus berpuas diri dengan keadaan yang ada. Rindu yang tertahan, menjadi pelengkap penderita dari perasaanku yang terkadang sama tidak jelasnya dengan kelakuanku saat aku bersamanya.Alhamdulillah, syukurku padaNya atas anugrah rasa yang luar biasa ini. Tentu cinta padaMu takkan pernah terkalahkan, meskipun cintaku padanya tak jua kuabaikan. Romansa yang mungkin terlalu “Lebay” untuk gadis seusiaku, namun tetap coba kunikmati dengan segenap jiwaku.
Tak jarang badaipun datang, saat “Ares” sang Dewa Perang mulai berbisik bisik di sela2 hati. Emosi terpancing, rasa curiga menyala, dan berujung pada baku tembak kata-kata yang tak jelas asal muasalnya. Yang penting ngomel, yang penting puas.Adu argumen tak berkesudahan. Ngotot sampai urat leher kencang dan suara serak berteriak. Lucu memang, ketika diingat, tapi menyebalkan ketika sedang dijalani. Sebal, kesal, marah, muak, dan sebagainya bersatu padu bak semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Meninggalkanmu dan mengubur jauh-jauh rasa ini pun kadang menjadi alternative pilihan yang sangat menggiurkan. Sempat terpikir, sempat pula terucap, tapi ternyata tak sanggup untuk melakukannya. Emosi sesaat saja sepertinya….maklum wanita….
Itulah kisahmu kisahku, kisah dia dan dia, begitupula kisah mereka. Bagian kecil rasa yang kadang terasa sepele namun begitu berpengaruh pada suasana hari, suasana hati, suasana keluarga dan pastinya suasana kantor… Rasa ini tak cukup kecil dan ringkas untuk diungkapkan, namun tak juga teramat besar untuk dielu elukan. Apalagi ketika aku ingat kelakuanmu yang menyebalkan itu….huffft…Tapi satu hal yang harus kau ingat teman, sungguh aku mencintai dan menghargaimu apa adanya seperti apa adanya kita. Marahku pun bukan karenaku tak cinta kau teman, tapi hanya sebagian kecil rindu kita yang tak tersampaikan. Kuharap suatu hari nanti aku akan berkata padamu “Lihatlah betapa lucunya anak kita…”.
Amin,,,,, (kuharap tiada titik dikisah ini)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H