Mohon tunggu...
Kausa Prima
Kausa Prima Mohon Tunggu... -

illustrious gentleman. penggemar film tingkat makrifat. penonton sepakbola yang tertib & rendah diri. mencari gadis jujur bagian 2.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ulasan Film : Killers

11 Februari 2014   12:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:56 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1392096296546122599

Sebagai seseorang yang mengidolakan film horror, thriller, cult & semua film yang menunjukkan kekerasan secara eksplisit, jelas saya sangat menunggu munculnya film ini. Alasannya adalah karena film ini terlalu fantastis untuk nggak ditonton, alasannya adalah karena saya kagum dengan film Rumah Dara buatan The Mo Brothers, alasannya adalah karena film ini hasil kolaborasi dengan bintang film Jepang, alasannya adalah karena saya penggemar Saori Hara yang juga berasal dari Jepang. Kalau kamu belum tau siapa Saori Hara, sudahlah…. Tidak usah di googling siapa itu Saori Hara, saya tidak ingin menambah daftar dosa kalian menjadi panjang.

Nomura Shuhei (Kazuki Kitamura) adalah seorang eksekutif muda sukses berwajah mirip David Bowie yang punya mobil & hidup sendiri di rumah mewah, modern & minimalis. Seperti kebanyakan eksekutif muda sukses lainnya, Nomura Shuhei pun tidak pernah kesulitan dalam mendapatkan wanita, kenapa begitu? Karena dia adalah eksekutif muda sukses yang punya mobil & punya rumah mewah. Karena sebagai seorang eksekutif muda sukses, Nomura Shuhei pun memiliki hobi layaknya eksekutif muda sukses lainnya, tapi hobi Nomura ini bukan menghabiskan uang dengan pergi ke Spa, mengkonsumsi heroin atau pergi ke Disko, hobi Nomura ini sama dengan hobi yang sering dilakukan oleh para psikopat di film eropa, yaitu menyiksa & membunuh para gadis dengan tujuan: tanpa ada tujuan apapun!

Bayu Aditya (Oka Antara) adalah seorang Jurnalis berbakat yang terobsesi untuk membongkar kegiatan korupsi seorang pejabat yang sudah pasti korup, bernama Dharma (Ray Sahetapy). Karena sangat terobsesi untuk membongkar kasus korupsi Dharma, kehidupan keluarga kecil Bayu pun akhirnya berantakan. Entah apa yang ada dipikiran Bayu untuk membongkar kasus Korupsi, padahal Bayu adalah seorang Jurnalis, bukan Abraham Samad. Terobsesinya Bayu ini membuat hubungannya dengan anaknya serta mantan istrinya Dina (Luna Maya) menjadi sedikit terganggu. Padahal antara Dina & Bayu masih saling menyimpan rasa sayang walaupun Dina & Bayu tidak pernah membuat 3GP hubungan mereka berdua (Iyalah, Bayu kan bukan vokalis band Noah).

Kembali lagi kepada kehidupan Nomura yang semakin hari semakin sering membantai para perempuan yang ditemuinya dengan berbagai macam cara. Nomura sepertinya tau benar tehnik 52 ways to murder anyone dengan melakukannya pada setiap korbannya. Layaknya seseorang yang hidup di jaman modern dengan koneksi internet super cepat (karena dia tinggal di Jepang bukan di Kemayoran), maka Nomura pun selalu mengunggah ‘karya seninya’ itu ke dalam sebuah poral video. Saya nggak tau apa nama web portal jasa layanan videonya, tapi yang pastibukan portal jasa layanan penyedia video semacam Youtube, Vimeo, Dailymotion atau bahkan Porntube. Intinya setiap kali Nomura mengupload videonya, jutaan orang diseluruh dunia sibuk mengomentari tanpa ada seseorang yang menulis komentar dengan kata-kata ‘Sundul Gan’ atau ‘Izin sedot gan…’

Ternyata apa yang dilakukan oleh Nomura itu menarik perhatian Bayu Aditya yang pada saat itu langsung menekan tombol Subscribe untuk terus mengikuti apa yang dibuat Nomura. Entah apa yang ada di otak Bayu, sebagai laki-laki normal sepertinya saya lebih tertarik untuk Subscribe di portal video bikinan Kayden Kross atau Ameri Ichinose daripada portal video bikinan Nomura Shuhei. Tapi Bayu memang aneh, sampai akhrnya suatu kejadian mengubah Bayu menjadi seperti Nomura yang gemar membunuh. Cuma bedanya disini Bayu menggunakan Device atau Tools yang tidak membuat Bayu menjadi Psikopat seperti Nomura, karena disini Bayu masih menggunakan Pistol. Padahal semua orang tau bahwa Psikopat tidak akan menggunakan pistol (kecuali kepepet) sebagai senjata untuk membunuh, lalu kenapa Bayu menggunakan Pistol? Dasar Sissy!

Karena menjadikan Nomura sebagai mentornya, maka Bayu pun ikut-ikutan mengunggah pembunuhan yang dilakukannya ke dalam portal video dimana Nomura mengunggah video-videonya. Lewat sebuah pesan singkat seperti Skype, Nomura akhirnya mengontak Bayu. Setelah hubungan singkat antara murid dengan guru itu terjadi akhirnya kekacauan demi kekacauan yang tidak pernah diharapkan pun muncul di hidup Bayu yang justru makin membuat hidup Bayu semakin kacau.

Oke, The Mo Brothers adalah jaminan mutu bagi film yang mengumbar kengerian, darah, psikopat & adegan-adegan sadis. The Mo Brothers adalah jaminan mutu bagi film yang menebar ketakutan, kenapa The Mo Brothers? Karena The Mo Brothers bukanlah Koya Pagayo atau KK Dheeraj! Apa yang diumbar oleh The Mo Brothers disini adalah eksplisit & jelas akan membuat kita para penggemar film-film kekerasan merasa terhibur. Siapa yang mau lihat kepala digetok dengan palu atau batu bata? Siapa yang mau lihat kesadisan dengan senjata tajam diobral lebih banyak daripada novel para selebtwit diobral murah karena tidak laku? Disini semua kesadisan bertebaran dengan apik & epic. Kadang ada momentum dimana kita merasa miris & bergidik. Contohnya saat secara tersirat kita melihat Bayu akan di hand job saat dia akan dirampok di Taksi (entah kenapa Bayu kok mau-maunya naik Taksi abal-abal). Atau saat kita sadar bahwa Robert (Epy Kusnandar) yang muncul dengan akting yang fantasis, dengan tatanan rambut fantastis yang berhasil membuat kita miris karena karakter Robert disitu selain gila juga pedophilia & gemar menyiksa anak kecil. Atau tentang kemirisan & rasa jijik yang kita dapatkan saat kita tau bahwa Nomura memang memiliki kelainan hampir Incest karena mencintai sang Kakak kandungnya yang kemudian berakhir dengan membunuh kakak kandungnya serta membantai seluruh anggota keluarganya & menyimpan mayat kakaknya.

The Mo Brothers tau benar bagaimana membuat mata kita terpicing sambil merasakan kengerian. Tapi semua itu pun tidak dibuat secara berlebihan oleh The Mo Brothers. Semua tampil sesuai porsinya sebagai tontonan yang membuat miris, bergidik serta jijik. The Mo Brothers bukan Robert Rodriguez atau Takashi Miike (atau bahkan Nishimura) yang gemar berbuat lebay dengan darah. The Mo Brothers tau benar bagaimana membuat takaran film yang pas tanpa harus terlihat murahan atau terlihat jelek seperti image ARB di pemilu 2014.


Intinya adalah INI FILM YANG BAGUS! KAMU WAJIB MENONTONNYA. Tapi ingat, ini bukan film untuk mereka yang lemah hati. Karena mereka yang lemah hati & berselera buruk adalah pangsa pasar film Koya Pagayo & KK Dheeraj!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun