Krisis moneter terjadi lagi saat ini. Sebagai akibat dari mengekornya Indonesia ke Amerika Serikat. Saat USD menguat maka Rupiah malah turun melemah. Imbasnya naiklah harga barang-barang konsumsi terutama sembako! Begitulah ekonomi Indonesia kian terpuruk, usaha-usaha yang dilakukan pemerintah tidak berperngaruh.
Berbagai faktor dijadikan kambing hitam. Seperti berperangnya KorUt dan KorSel termasuk berkurangnya devisa dari TKI (tenaga kerja Indonesia), padahal beberapa factor tersebut tidak berhubungan dengan krismon.
Kemudian salah satu bentuk perbaikan yang dilakukan untuk pemerintah adalah dengan menggencarkan slogan “ayo kerja”. Iklan-iklan dari perusahaan –perusahaan perdagangan swasta pun seolah “mengajak” masyarakat Indonesia untuk menjadi pekerja dan pengusaha. Padahal faktanya, dari keadaan kondisi ini justru banyak yang mengalami penambahan biaya produksi-bagi pengusaha- dan mengalami penurunan pembelian kebutuhan hidup –bagi pekerja- dikarenakan inflasi. Jadi jelas solusi seperti itu tidak bisa diandalkan.
Menurut salah satu sumber, hal ini dikarenakan bahwa AS lah yang sebenarnya diambang kebangkrutan. Maka Negara-negara yang bergantung dalam perekonomiannya menjadi ikut jatuh. Belum lagi berlangsungnya jual beli yang tidak sesuai yang dalam prosesnya mengandung riba (bunga), gharar (ketidak pastian), dan maisir (judi). Semua itu terjadi dalam salah satunya jual beli mata uang, sebagai bentuk ekonomi system kapitalis. Sekalipun jual beli barang dan jasa tetap ada, pun persaingannya lebih banyak menghalalkan segaala cara.
Padahal dalam Islam, perdagangan/jual beli hanya ada 2 jenis komoditas, yaitu barang dan jasa. Barang dan jasa ini pun tidak bisa sembarangan, semuanya harus jelas halal dan toyyibnya. Kemudian agar tidak terjadi inflasi, maka mata uang yang digunakan pun hanya menggunakan standar emas dan perak sehingga dapat dipastikan mekanisme pasar berjalan dengan baik dan benar. Tidak tergantung pada mata uang yang lain yang berkuasa di dalam sistem kapitalisme ini, maka jelas sekali perbedaannya.
Semuanya ini membutuhkan persatuan dan kesatuan umat Islam sebagai 1 tubuh. Bukan sebagai kelompok, madzhab, atau bangsa. Dengan begitu, apapun tantangannya dengan izin dan pertolongan Allah SWT dengan mudah akan bisa diatasi. Maka semestinya kita bersegera berjuang untuk menerapkan syari’ah Islam dan memutuskan perkara dengan apa yang telah diturunkan Allah SWT. Sebab menerapkan syari’ah Islam adalah wajib. Dan itu hanya akan terwujud dengan sempurna dengan penegakan Khilafah Rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian. InsyaAllah akan mendatangkan rahmat untuk umat manusia dan alam semesta.
Wallaahu a’lam bi ash showaab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H