Mohon tunggu...
Irni Irhamnia
Irni Irhamnia Mohon Tunggu... -

From Bandung - Ibu Rumah Tangga dengan 4 anak - 100% yakin sistem ISLAM 1-1nya solusi hidup seluruh manusia di dunia yang sesuai dengan fitrah, menenangkan hati dan memuaskan akal. BUKAN DEMOKRASI KAPITALIS LIBERAL!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Merdeka! atau Merdeka?

13 Agustus 2015   16:46 Diperbarui: 13 Agustus 2015   17:16 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bulan Agustus di Indonesia identik dengan perayaan kemerdekaan. Karena menurut sejarah yang berkembang, Indonesia merdeka di bulan Agustus tanggal 17 tahun 1945 yang lalu. Maka pada tahun ini kemerdekaan itu sudah mencapai tahun ke 70 tahun ini. Kemerdekaan itu sendiri merupakan hak dasar manusia, termasuk juga bangsa dan negara. Namun pernahkah terfikir, merdeka yang bagaimana yang sebenarnya merdeka? Karena faktanya, saat ini -ada yang menyadari dan ada yang tidak- Indonesia justru sedang dipengaruhi oleh asing yang pada hakikatnya adalah penjajahan tetapi dengan cara&gaya yang berbeda dengan masa lalu. Buktinya dalam menentukan kebijakan dan peraturan perundang-undangan, Indonesia tidak berdiri sendiri dan bergantung pada pihak lain yaitu asing. Contohnya dalam penyusunan peraturan undang-undang menurut Eva Kusuma S, politisi PDIP, tekanan dan intervensi asing sangat besar. Hampir di seluruh sektor, produk undang-undangnya disusun (dipesan) oleh pihak asing, yaitu Bank Dunia. Salah satunya adalah JKN dari BPJS, yang mana istilah "jaminan kesehatan" ternyata palsu karena yang ada bukan jaminan kesehatan  tetapi asuransi sosial kesehatan. Maka jaminan dengan asuransi sosial jelas berbeda. Jelas pula JKN oleh BPJS ini merupakan pengalihan tanggung jawab berupa penjaminan kesehatan dari pundak negara ke pundak seluruh rakyat yang memang telah diwajibkan menjadi peserta JKN. Padahal jaminan kesehatan merupakan hak rakyat dan seharusnya menjadi tanggung jawab negara, bukan kewajiban rakyat. Belum lagi adanya pasar bebas yang secara otomatis menghilangkan perlindungan atas rakyat kecil dan petani. Yang sejatinya hal-hal tersebut adalah merupakan beberapa contoh modus penjajahan gaya baru.Maka kita patut merenungkan kembali arti kemerdekaan melalui kutipan pernyataan Saad bin Abi Waqqas kepada penguasa Persia di masa lalu;"Sesungguhnya Allah telah memilih kami untuk membebaskan hamba-hambaNya yang Dia kehendaki dari pemujaan kepada berhala ke pengabdian kepada Allah, dari kesempitan dunia ke keluasanNya dan dari kezhaliman penguasa ke keadilan Islam. Maka dari itu siapa yang bersedia menerima itu dari kami, kami menerima pula kesediaannya dan kami akan membiarkan mereka. Namun siapa saja yang memerangi kami,kami akan perangi pula mereka hingga kami mencapai apa yang telah dijanjikan Allah...!" Merdeka yang sebenarnya adalah bila kita bisa benar-benar menghamba pada Tuhan manusia (Rab an-naas) dalam seluruh aspek kehidupan. Ini karena kita diciptakan oleh Allah SWT sebagai manusia merdeka memang dengan misi utama semata untuk menghamba kepadaNya. Yaitu dengan tunduk pada segenap syari'ahNya di semua lapangan kehidupan baik kehidupan pribadi, keluarga maupun kehidupan bermasyarakat dan bernegara.Maka sungguh hanya Islamlah yang memerdekakan umat manusia secara hakiki dan hanya dalam naungan Khilafah. Insya Allah.Wallahu'alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun