Kampung Adat Cireundeu, terletak di kaki Gunung Burangrang, menghadirkan pesona alam yang memesona dan kearifan lokal yang tak ternilai harganya. Tersembunyi di perbukitan Cimahi Selatan, Jawa Barat, kampung adat ini merupakan destinasi yang menawarkan pengalaman budaya yang kaya serta keindahan alam yang memukau.
Kampung Adat Cireundeu memiliki sejarah yang kaya. Dalam bahasa Sunda, "Cireundeu" berarti "Air yang Jernih." Kampung ini dikenal karena pelestarian adat dan tradisi Sunda yang masih dijaga dengan kokoh oleh penduduk setempat. Bangunan-bangunan berarsitektur khas Sunda memberikan pesona tersendiri bagi pengunjung yang datang.
Kampung adat terkenal dengan penduduknya yang ber makanan pokok dari singkong. Bahkan nasi sebagai makanan sehari-hari terbuat dari singkong (rasi). Pengolahan singkong menjadi rasi telah dilakukan masyarakat Kampung Adat Cireundeu selama kurang lebih 85 tahun.
Kampung Adat Cireundeu telah memulai berbagai proyek pembangunan berkelanjutan, termasuk penggunaan energi terbarukan dan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Hal ini menunjukkan komitmen mereka terhadap pelestarian lingkungan.
Setiap tahun, penduduk Kampung Adat Cireundeu mengadakan berbagai upacara adat, seperti Seren Taun (upacara panen) dan Sadranan (bersih desa). Pengunjung berkesempatan untuk menyaksikan dan bahkan ikut serta dalam upacara-upacara ini, memberikan pengalaman budaya yang mendalam.
Dikelilingi oleh perbukitan yang hijau dan sawah-sawah yang subur, kampung ini menawarkan pemandangan alam yang memukau. Pengunjung dapat melakukan trekking atau hanya duduk bersantai sambil menikmati udara segar dan pemandangan yang menenangkan.
Kampung Adat Cireundeu juga menyelenggarakan program-program edukasi tentang kebudayaan lokal dan pelestarian lingkungan bagi anak-anak dan remaja di sekitar kampung.Â
Tentunya ini bisa menjadi pilihan  wisata edukasi  anda, karena menjadi destinasi ini layak untuk dikunjungi bagi siapa pun yang ingin menjelajahi kekayaan budaya Indonesia dan untuk membantu menjaga warisan budaya tetap hidup di tengah arus modernisasi
Reporter : Irnawati
Editor : Salsa Solli nafsika, M. Pd