Dewasa ini program studi Ilmu Komunikasi menjadi pilihan favorit bagi sebagian orang. Mereka beranggapan bahwa dengan Mendapatkan gelar sebagai Sarjana Ilmu Komunikasi, mereka akan memperoleh banyak prospek pekerjaan karena komunikasi yang bersifat dinamis dan diperlukan pada segala aspek kehidupan manusia. Banyak yang menduga bahwa mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi hanya cakap dalam public speaking. Sehingga mereka beranggapan luusannya hanya  akan menjadi MC, Public Relations, dan sebagainya. Namun, sesungguhnya Ilmu Komunikasi lebih dari sekedar itu.
Sebagai mahasiswa program studi ilmu komunikasi diperlukan gambaran secara nyata terkait dengan prospek kerja yang akan dipilih kemudian hari. Dalam program studi ini, diberikan penjurusan yang terbagi atas komunikasi massa dan komunikasi korporat. Sehingga teori yang diberikan di kelas mampu terealisasikan dan diimplementasikan setelah mahasiswa mendapatkan penjelasan terkait profesi yang sesuai dengan ilmu yang telah didapat.
Dalam definisi Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar (Rakhmat, 2003 dalam Ardianto, 2007). Maka, profesi yang dapat digeluti seperti: penyiar radio, presenter, reporter, jurnalis, dan sebagainya. Jurusan komunikasi massa berfokus pada kemampuan mahasiswa untuk mendalami ilmu terkait cara berkomunikasi dan menarik audience sebanyak-banyaknya.
Menurut Cees van Riel dan Charles Fombrun dalam Essentials Corporate Communication, komunikasi korporat dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk menciptakan titik awal yang menguntungkan dengan para pemilik kepentingan, tempat di mana perusahaan bergantung. Maka, profesi yang dapat digeluti seperti: Public relations management, media relations, dan government stakeholder relations.
Survey lapangan terhadap profesi bidang komunikasi massa dan komunikasi korporat diharapkan dapat menarik mahasiswa demi menata tujuan dan rencana setelah mahasiswa menyelesaikan studinya. Sehingga dapat mengikuti arus perkembangan zaman yang terus-terusan melahirkan lulusan baru setiap tahunnya. Survey yang kami lakukan menyasar tiga narasumber. Dua diantaranya merupakan pekerja dari bidang Komunikasi Koorporat dan satu dari bidang Komunikasi Massa.
Narasumber dari Komunikasi Korporat kami yang pertama ialah Gusti Muhyan. Ia merupakan seorang Liaison Officer yang bekerja di beberapa stasiun televisi swasta di Indonesia yaitu Trans TV, ANTV, dan MNCTV. Sebagai LO, beliau memiliki tugas untuk menghubungkan manajer artis dengan penyelenggara acara. Dalam kesehariannya, beliau sering bercengkrama dengan banyak manajer-manajer artis, menghubungkan mereka untuk masuk ke dalam program acara TV. Biasanya, setelah beliau menerima beberapa permintaan dari beberapa manajer, maka beliau akan menghubungkannya permintaan – permintaan tersebut paa penyelenggara program untuk disepakati lebih lanjut. Jika telah mencapai kesepakatan, maka beliau sebagai LO akan menghubungi manajer dari artis tadi untuk memberitahu hasil kesepakatan yang ada. Jika manajer dan artisnya menyetujui, maka artis tersebut akan dimasukkan ke dalam program TV yang bersangkutan.
Beliau sendiri telah menekuni pekerjaan ini selama kurang lebih dua dekade, dan telah bekerja sama dengan banyak artis – artis ternama . Dalam menjalankan pekerjaannya, Beliau mengaku bahwa memiliki penampilan yang menarik merupakan hal terpenting mengingat beliau adalah garis terdepan perusahaannya di hadapan masyrakat. Selain dari penampilan, beliau juga mengakui bahwa skill berkomunikasi dan bernegosiasi dengan juga wajib dimiliki, guna  terciptanya sebuah kesepakatan yang menguntungkan kedua pihak, karena jika tidak mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik, maka Beliau tidak akan mampu mencapai kesepakatan diantara manajer artis dan penyelenggara siaran, yang secara tidak langsung mengakibatkan nama perusahaan mereka memburuk.
Selanjutnya, dari untuk bidang komunikasi korporat kami melakukan wawancara dengan Ibu Wandan Debby, seorang pranata Humas yang berperan sebagai protokol komunikasi pimpinan Sekda Kota Samarinda. Beliau mengatakan bahwa kompetensi – kompetensi yang diperlukan dalam menjadi seorang Pranata Humas Pemerintah Daerah Kota Samarinda adalah kemampuan untuk mau belajar dan meng-explore banyak hal – hal baru. Menurut beliau, fokus profesi yang ia jalani tidak cukup hanya dengan dasar kompetensi tertentu. Hubungan dengan masyarakat merupakan sesuatu yang bersifat dinamis, dan berkembang seiring waktu. Oleh karena itu kemauan untuk terus belajar hal – hal baru sangat diperlukan untuk mendapatkan kompetensi yang di perlukan. Pihak Pemerintah Daerah juga menyediakan fasilitas - fasilitas untuk mempelajari hal – hal yang sekiranya perlu, contohnya seperti Bimbingan Teknologi (Bimtek).
Adapun tantangan profesi dan kompetensi Humas pada kala pandemi menurut Ibu Wanda, yaitu membiasakan diri untuk tetap terjun di Masyarakat pada kondisi Pandemi Global sesuai perintah Walikota. Beliau tidak memungkiri, bahwa terdapat keunikan – keunikan tersendiri dalam kharakteristik setiap pemimpin daerah. Untuk Walikota Samarinda sendiri, ia merupakan seseorang yang memilih pendekatan  untuk terjun langsung pada masyarakat. Ini merupakan sebuah tantangan bagi Ibu Wandan dan kawan – kawan untuk menggali ide dimana mereka harus bisa mengangkat citra positif Kota Samarinda saat hampir seluruh kegiatan masyarakat Samarinda dilakukan dari rumah.Â
Beberapa siasat tim Humas Pemkot Samarinda diantaranya pembagian masker dan hand sanitizer secara gratis pada masyarakat, yang kemudian diunggah pada laman sosial media. Hal ini dilakukan untuk tetap menghadirkan kepercayaan masyarakat pada Pemkot Samarinda di tengah kondisi pandemi yang tak jarang menimbulkan sejuta keresahan dalam benak masyarakat. Lalu ada juga ada penerbitan – penerbitan artikel yang dalam prosesnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Terdapat tantangan yang tidak kalah besar dalam penulisan artikel, karena artikel yang ada harus memiliki kesan yang baik dari sudut pandang manapun. terlebih pada masa pandemi, masyarakat cenderung lebih sensitif dan mudah untuk terprovokasi sehingga perlu adanya kehati – hatian dalam menulis sebuah artikel pada masa pandemi.
Dan terakhir, untuk Komunikasi massa kami melakukan wawancara dengan Pak Gusti Liyon dari stasiun radio ONIX 88.7 FM Balikpapan. Beliau memulai karirnya pada tahun 1995 yang kemudian pensiun pada tahun 2019. Sebagai bagian dari ONIX, beliau telah mengisi setiap posisi yang ada seperti: penyiar radio, produser radio, penulis naskah, operator, pengarah musik, traffic management, dan station management. Beliau menjadi seorang penyiar radio karena hobi yang didukung dengan lingkungan yang didominasi oleh orang-orang yang berprofesi di bidang radio.
Di masa menjadi penyiar, beliau seringkali aktif di siaran yang bertemakan musik-musik. Kebetulan, saluran ONIX memiliki sasaran audiens dengan rentang usia 18-35 tahun yang merupakan usia produktif, sehingga radio ONIX menjadi pilihan utama dalam dunia penyiaran di kota Balikpapan. Sebagai penyiar media komunikasi satu arah, Beliau dituntut untuk terus mengikuti tren terbaru demi memertahankan eksistensi. Beliau juga memiliki kepekaan dalam menangani perbedaan selera siaran oleh jauhnya jarak antara umur audiens.Â