Mohon tunggu...
Irna Mufidatul Himmah
Irna Mufidatul Himmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public Health Student

Halo, saya merupakan mahasiswa Kesehatan Masyarakat yang memiliki ketertarikan di bidang kesehatan, pengabdian masyarakat, dan kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tim Baraya Bejalen PKM-PM UNNES 2024 Sukses Laksanakan Program Peningkatan Kemandirian Pangan dan Upaya Konservasi Ekosistem Danau Rawa Pening

12 Agustus 2024   19:00 Diperbarui: 12 Agustus 2024   19:13 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Semarang, 10 Agustus 2024 – Tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) Universitas Negeri Semarang yang akrab dikenal sebagai Tim Baraya Bejalen telah sukses berdayakan masyarakat melalui program budikdamber aquaponik berbasis pelet eceng gondok di Desa Bejalen. Desa Bejalen terletak di tepi Danau Rawa Pening, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Eceng gondok merupakan tanaman yang jumlahnya melimpah di Danau Rawa Pening. Namun, pertumbuhan eceng gondok yang dianggap sebagai gulma ini dapat mengganggu ekosistem di danau. Pemanfaatan eceng gondok di Desa Bejalen juga masih kurang. Berangkat dari permasalahan tersebut, tim Baraya Bejalen berinovasi untuk memanfaatkan potensi eceng gondok menjadi produk pelet eceng gondok yang berprotein tinggi.

Dalam program ini, tim Baraya Bejalen bermitra dengan ibu-ibu rumah tangga penerima PKH dalam pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan baku pembuatan pelet. Pelet eceng gondok ini dinilai lebih ekonomis dibandingkan dengan pelet yang diproduksi oleh pabrik karena masyarakat dapat menggunakan bahan baku eceng gondok yang melimpah di desa dengan biaya produksi yang lebih terjangkau. Di sisi lain, pemanfaatan ini juga menjadi salah satu upaya konservasi lingkungan Danau Rawa Pening.

Selain pembuatan pelet eceng gondok, tim Baraya Bejalen juga mengenalkan metode budikdamber (budidaya ikan dalam ember) aquaponik kepada masyarakat. Dalam kegiatan ini, warga diajari cara membudidayakan ikan lele dan tanaman kangkung secara bersamaan menggunakan ember. Sistem ini menjadi solusi efektif dalam berbudidaya di tengah minimnya lahan yang tersedia, menonjolkan keunggulan dalam efisiensi penggunaan air, peningkatan produksi melalui siklus nutrien yang efektif tanpa memerlukan pupuk tambahan, menghasilkan produk berkualitas tinggi, serta menyediakan solusi perikanan dan pertanian yang ramah lingkungan dan mudah dijalankan.

Program budikdamber aquaponik berbasis pelet eceng gondok terdiri dari tahap sosialisasi, pelatihan dan pembuatan pelet eceng gondok, penerapan budikdamber aquaponik, monitoring dan evaluasi, pemberian buku panduan untuk keberlanjutan program dan pengolahan hasil budidaya menjadi makanan yang bergizi, serta evaluasi keseluruhan di akhir program. Dari program ini, mitra diharapkan dapat ikut berupaya dalam mencapai kemandirian pangan dan mendukung pemenuhan gizi dalam keluarga.

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat mitra dan pemerintah Desa Bejalen. Mitra merasa mendapatkan pengetahuan baru yang sangat bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan mereka. “Menurut saya program ini sangat kreatif ya buat kami, dari yang tidak mengerti apa-apa menjadi mengerti cara membuat pelet dari eceng gondok yang mungkin dianggap gulma ya, tapi ternyata ada manfaatnya yang baik untuk pembuatan pelet eceng gondok. Sekarang kami tahu cara membuat pelet ikan sendiri dan bisa membudidayakan ikan serta menanam sayuran di ember secara mudah” kata salah satu warga.

Tim Baraya Bejalen yang beranggotakan lima orang yakni Tedhy Pikrihaikal, Rizzky Anugrah, Aditya Hadi Prawira (Prodi Teknik Kimia), Irna Mufidatul Himmah dan Adila Unadi (Prodi Kesehatan Masyarakat) telah sukses dalam melaksanakan program budikdamber aquaponik berbasis pelet eceng gondok di Desa Bejalen. Terlaksananya program ini tak luput dari bimbingan Dr. Harianingsih, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing, dukungan dari pihak Universitas Negeri Semarang, serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Pemberdayaan yang dilakukan tim Baraya Bejalen berhasil dalam memanfaatkan eceng gondok yang terdapat di Danau Rawa Pening sekaligus meningkatkan IPTEK masyarakat penerima program PKH terkait pembuatan pelet dan budidaya ikan lele serta kangkung yang lebih efisien melalui budikdamber aquaponik. Setelah adanya program ini, mitra diharapkan dapat melaksanakan keberlanjutan program dengan bekal berlandaskan buku pedoman yang telah diberikan sehingga dapat tercapainya pelestarian ekosistem Danau Rawa Pening, peningkatan produktivitas, dan kemandirian pangan masyarakat Desa Bejalen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun