Mohon tunggu...
Irna Bontor Febyola Panjaitan
Irna Bontor Febyola Panjaitan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

seorang gadis biasa yang punya banyak impian untuk perubahan negeri ini kelahiran Jakarta, 21 Agustus 1990. Suka bertemu banyak orang, suka berteman dengan berbagai sifat orang yg berbeda-beda, dan sangat senang berorganisasi :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jiwaku Terang di Malam Itu...

29 Juli 2010   16:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:28 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alam. Mungkin salah satu kekayaan di Indonesia yang ingin dimiliki seluruh penjuru dunia. Aku sering merasa tenang ketika aku dekat dengan alam, yang selalu berhasil mengingatkanku dan membuatku merasa dekat dengan penciptaku.. ketika aku bosan, aku sering melihat keluar dan memperhatikan keadaan alam disekitarku. Indah..sangat indah..

Seiring dengan berjalannya waktu,,aku mulai memperhatikan keadaan alam disekitarku. Hem..ada apa ini ? aku merasa alamku tak seindah dulu.. tak seindah yang sering aku gambarkan bersama teman”ku sewaktu duduk di bangku sekolah dasar.. gunung dengan matahari tenggelam,,sawah”yang menghijau,,padang ilalang yang lebat,,gubuk”di tengah sawah.. kemana alamku, Tuhan ?

Aku mulai mencari.. mencari ketenangan alam yang bisa membuatku teduh. Berbagai gambar pada dunia maya dan beberapa post card dari kerabatku yang berada diluar negeri membuatku iri dan terselip anganku untuk pergi kesana,,mencari ketenangan alam yang sangat menjanjikan.. aku memang terlalu dekat dengan alam..

Obsesiku pada alam diluar Indonesia sangatlah besar, hingga aku pernah berpikir untuk menghilang sejenak dari Indonesia, negeri yang telah membesarkanku. Bukan hanya alam yang membuatku gusar. Banyaknya gejolak membuat hatiku dongkol. Kenapa negeri ini yang terkenal dengan keramahannya justru nilai kesopanan dan keramahannya mulai pudar ? kemana jati diri negeriku yang dulu ?

Obsesiku untuk mencari alam diluar Indonesia mulai terhenti ketika aku masuk sebuah universitas yang sangat dekat dengan alam. Sebuah kampus yang selalu dikelilingi alam, kampus yang teduh, kampus yang memberiku sejuta kenangan dan pengetahuan tentang alam. Terlebih, ketika aku bertemu dengan salah satu senior yang berhasil menggoreskan tinta emas pada kancah pariwisata kehutanan Internasional. Semua ini menggebrak anganku, memecah inginku untuk meninggalkan negeriku, mengobrak-abrik tekad hatiku untuk meninggalkan negeri ini..

Aku menyadari, bahwa tak perlu aku pergi dari negeriku untuk mendapatkan alam yang indah. Banyak,,semua itu ada dan banyakk sekali di negeriku.. kalau turis asing ke Indonesia untuk melihat keindahan alamnya, kenapa aku harus ke negeri turis asing itu ? hanya dengan sedikit perbaikan, penegakan hukum yang tegas, dan penghijauan, aku yakin, semua yang aku dambakan akan ada disini. Untuk apa aku menghamburkan uang untuk pergi ke negeri orang, menambah devisa negeri orang, kalau toh di negeriku sendiri ada yang jauhhhh lebih indah dari yang mereka punya ?

Aku teringat pesan salah satu dosenku yang berkata “mahasiswa sekarang itu mahasiswa idealis. Bisanya protes, demo, kepalin tangan, sambil bilang ‘ANTI KORUPSI ! ANTI KORUPSI !’ padahal mereka belum pernah melihat realita”. Aku merenung dan mengintrospeksi diriku. Mungkin itu yang aku alami saat ini. Aku hanya bisa protes dan gusar tentang negeriku dan semua yang ada di dalamnya, sedangkan aku sendiri tak pernah berusaha memperbaikinya, malah ingin meninggalkan negeriku ini. Aku mengatakan aku benci korupsi, padahal aku sering korupsi dengan waktu dan ilmu yang kudapat. Aku berkata aku nasionalis, padahal aku pernah berpikir untuk meninggalkan negeri ini. Apa-apaan aku ini ?? tindakanku ini sungguh salah besar !

Sebuah buku favoritku pernah berkata “ada yang bilang kalo idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki generasi muda.. tapi, kita akan buktikan kalo itu salah !” ya, aku ingin buktikan bahwa idealis bukan hanya ada ketika aku mahasiswa. Tapi akan selalu melekat dalam diriku. Aku ingin memperbaiki negeriku, bukan dengan demo, kepalan tangan yang terangkat, merusak property yang ‘tak bersalah’, dan sebagainya. Aku ingin belajar dengan keras dan sungguh.. belajar untuk menghargai sekitar,,belajar untuk mendengar orang,,belajar untuk semakin dekat dengan Tuhan,,belajar untuk mengenal budaya,,belajar untuk jujur pada diri sendiri,,belajar untuk menjaga keramahan dan kesopanan pada sekitarku.. aku ingin mengembalikan jati diri bangsaku. Jati diri bangsaku yang terkenal dengan keindahan alamnya, dengan keramahtamahan dan kesopanannya, dengan budaya yang sangat melekat pada bangsa ini.

Aku mengalihkan anganku. Aku ingin tetap ke luar negeri. Aku ingin menimba ilmuku sebanyak-banyaknya di negeri orang, sembari aku mempromosikan negeriku tercinta. Aku ingin mereka tahu, bahwa negeriku tak seburuk yang mereka pikirkan. Ketika aku kembali nanti, aku berharap, aku bisa merubah negeriku ini.. Negeriku indah.. dan akan selalu indah..

Perubahan bukanlah dimulai dari orang lain. Perubahan harus kita mulai dari diri sendiri. Perubahan tidak bisa dipaksakan ataupun didesak. Perubahan harus didukung oleh kesadaran dari diri kita sendiri,,kesadaran dari hati nurani yang tak mampu terbohongi.

Terimakasih alamku,,telah menyadarku,, jiwaku terang di malam itu..

perlahan sang surya mulai tenggelam di akhir senja di bukit itu ku lihat melambai nyiur di sana senja indah berkilauan

indah, indah alamku teduh teduh hidupku

ketika rembulan muncul perlahan menyinari tanah padang ilalang gemercik air jatuh di bebatuan hidup dalam kedamaian

indah.. indah alamku teduh.. teduh hidupku

katakan.. ada bunga di hatimu katakan.. ada sinar di kalbumu (sinar di kalbumu) jiwaku terang di malam itu

(cipt: Bapak SBY, singer by: vidi aldiano, title: jiwaku terang dimalam itu)

ini lohh alam kita yg indah itu

[caption id="attachment_233322" align="aligncenter" width="186" caption="curug nangka"][/caption] [caption id="attachment_233328" align="aligncenter" width="300" caption="karimun jawa-berenang dgn hiu"][/caption]

[caption id="attachment_233331" align="aligncenter" width="300" caption="danau toba"][/caption] [caption id="attachment_233333" align="aligncenter" width="300" caption="senggigi"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun