Pandemi Covid-19 yang sejak Maret 2021 melanda dunia kian melonjak, ditambah varian virus corona yang terus mengkhawatirkan masyarakat. Berdasarkan data terkini dari situs Worldometers, peta sebaran kasus positif Covid-19 hingga Minggu, 11 Juli 2021 pukul 18.00 WIB di Indonesia sudah mencapai 2.527.203 orang. Menjadi salah satu pasien Covid-19 bukanlah fakta yang menyenangkan, namun fakta tersebut tetap harus dihadapi dengan tenang karena penyakit ini bisa disembuhkan dengan penanganan yang tepat. Virus corona tidak hanya membutuhkan obat dari dokter, melainkan terdapat faktor lainnya yang menjadi obat pendukung bagi para penyintas Covid-19 untuk sembuh. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi teman-teman yang masih berjuang untuk mendapatkan kembali hasil negatif Covid-19 di saat isolasi mandiri.
Hati yang Senang Adalah Obat
Menurut Dr. Dewiyana Andari Kusmana, SpP (K) sebagai Spesialis Paru dan Konsultan Intensivist dan Gawat Napas di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta mengatakan bahwa pasien positif Covid-19 yang pasrah, tenang, dan yakin akan lebih mudah penyembuhannya dibanding orang-orang yang gelisah. Pikiran yang tenang dan hati yang senang merupakan hal yang sangat diperlukan saat melakukan isolasi mandiri. Usahakan melakukan kegiatan yang bisa menghilangkan ketegangan dan melepas beban pikiran seperti, menonton video lucu atau komedian, maka tubuh akan mendapatkan obat yang dapat meningkatkan imunitas. Tentu hal tersebut harus diimbangi juga dengan makan makanan bergizi, minum vitamin, dan aktivitas berjemur.
Ajak Tubuh Bicara sebagai Bentuk DukunganÂ
Hal yang dibutuhkan oleh para penyintas Covid-19 yang tidak kalah penting yaitu dukungan. Seni berdialog dengan diri sendiri atau yang sering disebut dengan self-talk bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk mendukung diri sendiri terutama dalam berdamai dengan situasi yang di luar kendali. Salah satu situasinya ialah hilangnya indra pengecapan dan penciuman dapat menjadi keluhan yang memancing kejenuhan. Tidak dipungkiri bahwa terinfeksi virus corona dapat turut menciptakan keputusasaan.
Dilansir dari Very Well Mind, salah satu manfaat positive self-talk adalah mereduksi stres. Ketika hati sudah dibuat senang dan tubuh dalam keadaan rileks, ucapkan kalimat-kalimat positif sembari melakukan gerakan seolah memeluk tubuh. Hal ini bisa dilakukan ketika sedang berjemur atau sebelum minum obat. Bicara dan ajaklah tubuh untuk bekerja sama dalam melawan rasa sakit dan kejenuhan. Meyakinkan diri bahwa dapat pulih. Bisikan kalimat-kalimat positif tersebut beberapa kali, karena semakin sering akan semakin melekat di pikiran. Dukungan yang diterima dari orang sekitar berdampak baik, tetapi dukungan dari dalam diri sendiri adalah obat terbaik untuk semangat berjuang.
Tidur Cukup Senjata Penting untuk Menjaga Stamina Tubuh
Hati sudah senang, tubuh mendapat dukungan, maka tinggal dijaga kestabilan stamina tubuh dengan tidur yang cukup. Dilansir dari data riset 2012 dalam Journal of Physiology menunjukkan bahwa tidur yang nyenyak dapat meningkatkan antibodi tubuh sampai dua kali lipat. Oleh karena itu, tidak dapat tidur hanya akan menambah penyakit. Tidur adalah cara terbaik dan mudah untuk meningkatkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi akibat virus.
Tidur bukanlah obat yang bisa menyembuhkan penyakit, tetapi turut berperan penting membangun tubuh yang prima. Meningkatkan kualitas tidur yang baik selama isolasi mandiri bisa diwujudkan dengan menjadwalkan tidur secara teratur, serta meminimalisir cahaya dan kebisingan di kamar. Stamina yang sehat adalah senjata yang ampuh. Jika tubuh sehat, imunitas terjaga, penyintas Covid-19 bisa lekas pulih.
Tetap Bersyukur dalam Kondisi Apa Pun
Sudah satu tahun lebih cerita-cerita tentang virus corona mengisi layar-layar gadget yang setiap harinya menampilkan informasi terbaru. Setiap orang mungkin memiliki pengalaman yang berbeda-beda dalam menghadapi infeksi virus ini. Mulai dari bergejala ringan, sedang, hingga gejala yang berefek panjang. Namun, terlepas apa pun kondisinya, aman, imunitas, dan iman menjadi kunci dalam peperangan ini. Isolasi mandiri hendaknya dijalani dengan penuh syukur, dengan begitu virus corona dapat dipandang menjadi suatu tahap pembelajaran. Pengalaman menjadi penyintas Covid-19 bisa menjadi bahan introspeksi agar lebih mawas diri lagi, setidaknya memastikan tubuh aman, tidak membawa virus yang dapat merugikan orang lain.