Sudah dengar lagu "Satu Indonesiaku"? Menurut pendapat Anda, bagaimana kesan terhadap lagu ini?
Saya sendiri pertama kali melihat video "Satu Indonesiaku" saat nonton di bioskop. Lagu ini diputar sebagai pembuka sebelum film dimulai. Dan saat melihatnya, jujur, saya sampai merinding. Mungkin karena didukung sound system yang keras dan jernih disertai cahaya yang gelap, semua penonton menjadi seakan-akan begitu terpaku. Dan meskipun lagu ini sudah dirilis sejak bulan Desember 2016 lalu, tak ada salahnya saya menuliskan kesan yang saya dapat setelah mendengar kembali lagu ini di Youtube.
Lagu "Satu Indonesiaku" sebenarnya bukan lagu baru, melainkan merupakan kombinasi empat judul lagu yakni, "Rayuan Pulau Kelapa" ciptaan Ismail Marzuki, "Kolam Susu" ciptaan Yok Koeswoyo, "Zamrud Khatulistiwa" ciptaan Guruh Soekarno Putra, dan "Pemuda" ciptaan Chandra Darusman.Â
Meski sebenarnya lagu-lagu ini sudah dikenal sebelumnya, tapi yang membuat menjadi spesial (setidaknya menurut saya) adalah karena lagu ini dinyanyikan oleh kurang lebih 30 penyanyi papan atas Indonesia dari lintas generasi dan lintas genre yang diaransemen ulang oleh Erwin Gutawa. Ketigapuluh penyanyi tersebut antara lain Andre Hehanusa, Tantowi Yahya, Vina Panduwinata, Ariel "Noah", Gita Gutawa, Judika, Raisa, Afghan hingga Cita Citata dan Ike Nurjanah dengan cengkok dangdutnya yang khas, serta artis-artis lainnya. Bahkan kabarnya, para penyanyi ini tidak mendapatkan bayaran sepeserpun!
![Sumber: wowkeren.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/03/19/00141526-58ce20dfb192732e0e937dec.jpg?t=o&v=770)
Mungkin ada beberapa pihak yang tidak menyukainya. Tapi saya pribadi sangat terkesan dengan lagu ini. Aransemennya dibuat lebih modern dan kekinian sehingga lebih "ramah" dan menarik untuk  didengar oleh telinga-anak-anak muda. Sebab biasanya lagu-lagu bertema Indonesia kurang suka didengar anak-anak muda zaman sekarang, karena  mungkin terasa kaku dan terlalu nasionalis.
![Sumber: youtube.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/03/19/maxresdefault-58ce20ba4ef9fd792f8b5f8a.jpg?t=o&v=770)
 Jangan lagi ada penyebaran isu-isu kebencian yang membawa-bawa SARA, mudah tersinggung atau tersulut kemarahan karena pengaruh dari kelompok-kelompok tertentu, pengrusakan lingkungan dan sebagainya. Keberagaman sudah jelas merupakan identitas bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika sudah lama menjadi contoh bagi bangsa-bangsa lain dalam menyikapi perbedaan. Jadi jangan sampai citra kita menjadi contoh buruk bagi negara lain, karena masyrakatnya tidak bisa bertoleransi terhadap perbedaan yang ada.
Banyak yang bilang, demokrasi bangsa Indonesia sedang diuji. Apapun istilahnya, saya sangat berharap bahwa masyarakat kita bisa kembali seperti dulu. Cinta damai, ramah dan sangat bertoleransi.
Sebenarnya lagu-lagu modern yang bertemakan Indonesia bukan sekali ini saja diputar di bioskop. Sebelumnya sudah ada "Untukmu Indonesiaku" karya Guruh Soekarno Putra. Saya rasa akan lebih baik jika lagu-lagu semacam ini jangan hanya diputar di bioskop saja, tetapi juga di televisi-televisi swasta maupun radio
Kalau perlu lagu-lagu lain bertema Indonesia diaransemen ulang untuk menumbuhkan kembali rasa cinta terhadap Tanah Air. Memang menumbuhkan rasa nasionalisme tidak bisa hanya lewat lagu. Tapi ibarat musik, sebuah lagu yang indah baru bisa tercipta jika terdiri dari nada-nada yang berlainan yang harmonis. Begitu juga Indonesia, meskipun ada banyak sekali perbedaan dan keragaman, tapi jika bangsanya bisa menghargai setiap perbedaan, tentu negara kita akan menjadi negara yang kuat.