Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

[Resensi Film] Allied: Sebuah Kisah Nyata?

27 November 2016   20:11 Diperbarui: 28 November 2016   18:42 1502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Allied official trailer in YouTube

Pertanyaan itulah yang ada di benak saya ketika saya melihat film ini mulai diputar di bioskop-bioskop, karena saya termasuk penggemar film-film yang dibuat berdasarkan kisah nyata. Menonton atau membaca sebuah kisah atau peristiwa yang diberi keterangan based on the true story, rasanya seperti melihat kembali kejadian di masa lampau.

Allied yang berlatar belakang Perang Dunia II, mengisahkan tentang seorang komandan Royal Air Force (RAF), Max Vatan (diperankan oleh Brad Pitt) yang bekerja sama dengan seorang wanita pejuang Gerakan Resisten Prancis (La Resistance), Marianne Beausejour (diperankan oleh Marion Cotillard), untuk membunuh dubes Jerman di Casablanca. 

Setelah misi mereka berhasil, keduanya akhirnya menikah dan pindah ke London. Namun satu tahun setelahnya, Max Vatan mendapatkan informasi dari Section V bahwa Marianne adalah seorang mata-mata Jerman. Meskipun Max tidak percaya, pada akhirnya ia menerima perintah untuk membunuh istrinya jika Marianne terbukti merupakan seorang mata-mata Jerman. Dengan segala cara, ia mencari tahu apakah istrinya telah berbohong selama ini. 

Pada akhirnya, Max mengetahui bahwa ternyata istrinya mengambil identitas Marianne Beausejour yang asli dan membenarkan bahwa ia adalah seorang mata-mata Jerman yang diperintahkan untuk membunuh dubes Jerman di Casablanca karena kebetulan sang dubes adalah seorang pembangkang. 

Kisah cinta sesungguhnya pun dimulai ketika Max dihadapkan pilihan untuk patuh pada perintah atau menuruti kata hatinya. Max akhirnya mengajak Marianne dan anak perempuannya yang masih balita untuk pergi dari London. Namun malang, kepergian mereka dihadang oleh atasan Max. Sadar tidak ada jalan keluar, Marianne akhirnya bunuh diri untuk menyelamatkan Max dari sanksi yang akan menjeratnya jika diketahui melindungi mata-mata Jerman.

https://en.wikipedia.org/wiki/Allied_(film)
https://en.wikipedia.org/wiki/Allied_(film)
Lalu apakah sebenarnya kisah ini benar-benar terjadi? Sang penulis skenario, Stephen Knight, menceritakan bahwa kisah ini ia dapatkan tiga puluh tahun yang lalu dari seorang wanita saat perjalanannya ke Amerika Serikat. Sang wanita menceritakan bahwa ia memiliki seorang kakak laki-laki yang pernah bertugas sebagai eksekutif operasi khusus di wilayah musuh pada Perang Dunia II, yang jatuh cinta pada seorang wanita pejuang gerakan Resisten Prancis. 

Kelak mereka memiliki seorang anak dan kemudian diketahui bahwa sang wanita adalah seorang mata-mata. Namun mengingat Stephen tidak memperoleh kisah ini secara utuh dan memperoleh bukti yang cukup, maka kebenarannya tidak bisa dikatakan seratus persen. Itulah sebabnya, ketika menonton, saya tidak melihat keterangan based on the true story itu.

Namun begitu, film ini cukup berkesan untuk saya. Brad Pitt dan Marion Cotillard sangat total dalam memerankan tokoh mereka. Chemistry di antara mereka begitu terbangun, sehingga konon, film ini juga dikabarkan sebagai salah satu faktor yang menyebabkan perceraian pasangan Brangelina yang sempat heboh diberitakan beberapa waktu lalu (oke, ini sekadar intermeso). Dan karena film ini banyak mengambil setting di wilayah Prancis, maka cukup banyak adegan yang menggunakan Bahasa Perancis yang memang terdengar 'indah'. 

Meskipun film berlatar belakang perang yang diwarnai dengan beberapa adegan tembak-tembakan, cerita tetap difokuskan pada kisah romansa Max dan Marianne, sehingga terasa begitu dramatis dan menggugah hati. Dan durasi film selama 124 menit pun tidak terasa membosankan. Bravo Zemeckis!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun