Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Lion: Kisah Perjalanan Pulang yang Hangat dan Sarat Moral

15 Februari 2017   17:10 Diperbarui: 15 Februari 2017   19:51 1555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: creativescreenwrting.com

"I found her, but it doesn't change who you are" - Aku telah menemukannya, tapi itu tidak akan mengubah jati dirimu yang sebenarnya. Kalimat ini dikatakan oleh Saroo kepada ibu angkatnya via telepon setelah ia menemukan ibu kandungnya.

Berangkat dari banyak pemberitaan di media elektronik yang saya baca tentang film ini, akhirnya saya tergoda untuk menontonnya. Film yang berjudul "Lion" besutan sutradara Garth Davis ini, sudah banyak dinominasikan untuk menerima penghargaan-penghargaan bergengsi. Baru-baru ini "Lion" telah meraih penghargaan dari British Academy of Film and Television Arts (BAFTA), Australian Academy of Cinema and Television Arts (AACTA) Awards dan bahkan sudah masuk nominasi Academy Award dan Golden Globe.

Usai menontonnya, saya pikir tak berlebihan jika film ini dianggap sangat menarik perhatian dan banyak masuk nominasi penghargaan. Film yang diangkat dari kisah nyata dan ditulis dalam buku berjudul "A Long Way Home" karangan Saroo Brierley ini terasa sangat heartwarming. Menceritakan tentang seorang anak berkebangsaan India bernama Saroo (diperankan oleh Dev Patel) tersesat karena terpisah dari saudaranya di sebuah stasiun kereta api dan sampai di Calcutta.

Sumber: entertainmentfuse.com
Sumber: entertainmentfuse.com
Karena masih sangat kecil dan tersesat ribuan kilometer dari rumahnya, Saroo tidak bisa pulang dan kemudian hidup terlunta-lunta sebagai anak jalanan, hingga akhirnya masuk ke sebuah penampungan anak-anak terlantar. Beruntung akhirnya ada sepasang suami istri dari Australia, John dan Sue Brierley (diperankan oleh David Wenham dan Nicole Kidman) yang akan mengadopsi Saroo. Ia pun akhirnya dibawa ke Australia dan memulai kehidupannya yang baru.

Dua puluh tahun kemudian, Saroo tiba-tiba saja teringat akan kampung halamannya ketika melihat Jalebi (manisan khas India) yang menjadi makanan kesukaannya. Ia pun akhirnya berkeinginan untuk menemukan kembali rumahnya beserta ibu, saudara dan saudarinya. Keinginannya untuk menemukan asal-usulnya begitu membuatnya stres karena Saroo hanya mempunyai penggalan-penggalan ingatan semasa kecil. Ia hanya ingat nama daerah kampungnya yang bahkan baru ia sadari bahwa selama ini ia telah salah mengejanya.

Sumber: hollywoodreporter.com
Sumber: hollywoodreporter.com
Berbekal Google Earth, ia kemudian mulai menghitung dan memperkirakan radius wilayah yang sudah ia lalui ketika terkangkut di gerbong kosong kereta api. Nyatanya ambisi Saroo sangat memakan waktu dan pikiran. Ia bahkan sampai keluar dari pekerjaannya dan hubungannya dengan keluarga dan pacarnya menjadi terganggu. Pada akhirnya, Saroo menemukan lokasi rumahnya dari Google Earth. Dan ketika ia memberitahu hal ini pada orangtua angkatnya, Saroo diizinkan untuk pergi ke India dan mencari keluarga kandungnya.

Ada beberapa moral yang bisa saya petik dari film ini. Bahwa adalah sifat dasar seorang manusia, ketika mereka selalu ingin mengetahui asal-usulnya meski telah hidup di belahan dunia manapun dan bergelimang harta sekalipun. Dalam kasus ini, seorang anak yang diadopsi, suatu saat ia akan merasa terpanggil untuk menemukan siapa orangtua kandungnya. Ibu yang melahirkannya. 

Meski begitu, biasanya setelah mereka menemukan orangtua kandungnya, mereka tetap akan kembali kepada orangtua angkatnya yang telah merawat mereka dengan penuh kasih sayang. Saya pun telah menemui beberapa kasus yang sama di sekitar saya. Bukannya berarti mereka anak durhaka, tapi tentunya mereka akan lebih nyaman untuk tetap tinggal dengan orangtua angkat yang sudah merawat mereka begitu lama.

Bagi orangtua yang memilih mengadopsi anak, tentunya diperlukan kebesaran hati untuk membiarkan anak-anaknya bertanya atau mencari asal-usul maupun orangtua kandungnya. Menyembunyikan asal-usul mereka malah akan membuat mereka semakin ingin tahu, bahkan bisa memberontak.

Seseorang perlu mengetahui asal-usulnya untuk bisa menemukan jati dirinya. Oleh sebab itu janganlah kita acuh tak acuh terhadap asal-usul kita. Meski kita sebagai orang Indonesia yang tinggal di negara lain atau merupakan bagian dari suku tertentu yang tinggal di daerah lain, kita tetap harus mengetahui asal-usul kita. Dengan mengetahui asal-usul kita, kelak kita bisa melestarikan dan memperkenalkan budaya kita kepada orang lain. Dan mengetahui budaya orang lain, tentunya dibutuhkan untuk meningkatkan toleransi kepada setiap perbedaan.

Dan terakhir, beruntunglah kita yang hidup di zaman serba canggih dan digital seperti sekarang ini. Di mana semuanya terasa begitu mudah. Google Earth dan Facebook adalah salah satu contoh kemudahan yang bisa kita nikmati. Entah berapa jumlah orang yang terpisah jauh dan begitu lama, akhirnya bertemu kembali karena Facebook atau media sosial lainnya. Untuk mencari suatu tempat pun, kita sekarang tidak perlu menggunakan peta dengan kertas-kertas berukuran besar karena sudah ada Google Map dan Google Earth.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun