"I found her, but it doesn't change who you are" - Aku telah menemukannya, tapi itu tidak akan mengubah jati dirimu yang sebenarnya. Kalimat ini dikatakan oleh Saroo kepada ibu angkatnya via telepon setelah ia menemukan ibu kandungnya.
Berangkat dari banyak pemberitaan di media elektronik yang saya baca tentang film ini, akhirnya saya tergoda untuk menontonnya. Film yang berjudul "Lion" besutan sutradara Garth Davis ini, sudah banyak dinominasikan untuk menerima penghargaan-penghargaan bergengsi. Baru-baru ini "Lion" telah meraih penghargaan dari British Academy of Film and Television Arts (BAFTA), Australian Academy of Cinema and Television Arts (AACTA) Awards dan bahkan sudah masuk nominasi Academy Award dan Golden Globe.
Usai menontonnya, saya pikir tak berlebihan jika film ini dianggap sangat menarik perhatian dan banyak masuk nominasi penghargaan. Film yang diangkat dari kisah nyata dan ditulis dalam buku berjudul "A Long Way Home" karangan Saroo Brierley ini terasa sangat heartwarming. Menceritakan tentang seorang anak berkebangsaan India bernama Saroo (diperankan oleh Dev Patel) tersesat karena terpisah dari saudaranya di sebuah stasiun kereta api dan sampai di Calcutta.
Dua puluh tahun kemudian, Saroo tiba-tiba saja teringat akan kampung halamannya ketika melihat Jalebi (manisan khas India) yang menjadi makanan kesukaannya. Ia pun akhirnya berkeinginan untuk menemukan kembali rumahnya beserta ibu, saudara dan saudarinya. Keinginannya untuk menemukan asal-usulnya begitu membuatnya stres karena Saroo hanya mempunyai penggalan-penggalan ingatan semasa kecil. Ia hanya ingat nama daerah kampungnya yang bahkan baru ia sadari bahwa selama ini ia telah salah mengejanya.
Ada beberapa moral yang bisa saya petik dari film ini. Bahwa adalah sifat dasar seorang manusia, ketika mereka selalu ingin mengetahui asal-usulnya meski telah hidup di belahan dunia manapun dan bergelimang harta sekalipun. Dalam kasus ini, seorang anak yang diadopsi, suatu saat ia akan merasa terpanggil untuk menemukan siapa orangtua kandungnya. Ibu yang melahirkannya.Â
Meski begitu, biasanya setelah mereka menemukan orangtua kandungnya, mereka tetap akan kembali kepada orangtua angkatnya yang telah merawat mereka dengan penuh kasih sayang. Saya pun telah menemui beberapa kasus yang sama di sekitar saya. Bukannya berarti mereka anak durhaka, tapi tentunya mereka akan lebih nyaman untuk tetap tinggal dengan orangtua angkat yang sudah merawat mereka begitu lama.
Bagi orangtua yang memilih mengadopsi anak, tentunya diperlukan kebesaran hati untuk membiarkan anak-anaknya bertanya atau mencari asal-usul maupun orangtua kandungnya. Menyembunyikan asal-usul mereka malah akan membuat mereka semakin ingin tahu, bahkan bisa memberontak.
Seseorang perlu mengetahui asal-usulnya untuk bisa menemukan jati dirinya. Oleh sebab itu janganlah kita acuh tak acuh terhadap asal-usul kita. Meski kita sebagai orang Indonesia yang tinggal di negara lain atau merupakan bagian dari suku tertentu yang tinggal di daerah lain, kita tetap harus mengetahui asal-usul kita. Dengan mengetahui asal-usul kita, kelak kita bisa melestarikan dan memperkenalkan budaya kita kepada orang lain. Dan mengetahui budaya orang lain, tentunya dibutuhkan untuk meningkatkan toleransi kepada setiap perbedaan.
Dan terakhir, beruntunglah kita yang hidup di zaman serba canggih dan digital seperti sekarang ini. Di mana semuanya terasa begitu mudah. Google Earth dan Facebook adalah salah satu contoh kemudahan yang bisa kita nikmati. Entah berapa jumlah orang yang terpisah jauh dan begitu lama, akhirnya bertemu kembali karena Facebook atau media sosial lainnya. Untuk mencari suatu tempat pun, kita sekarang tidak perlu menggunakan peta dengan kertas-kertas berukuran besar karena sudah ada Google Map dan Google Earth.