Apalagi di masa pandemi seperti ini, banyak orang yang kurang beruntung. Pekerjaannya tidak lancar, penghasilan menurun drastis, pemotongan upah kerja, hingga PHK. Meski saat ini adalah masa serba susah, sebisa mungkin kita tetap saling membantu.
Dan satu hal yang pasti, jangan pernah mengharapkan imbalan atas bantuan yang sudah kita berikan. Itulah mengapa pentingnya memberi sesuai dengan kemampuan. Jadi jangan sampai nanti muncul penyesalan setelah membantu orang lain. Perkara orang yang kita bantu itu ingat untuk membalas budi atau tidak, bukan lagi urusan kita. Sebagai contoh, kalau saya berani meminjamkan uang kepada orang lain, saya juga sudah harus siap jika uang yang saya pinjamkan itu tidak dikembalikan. Itulah mengapa kalau saya meminjamkan uang, harus sesuai kemampuan saya.
Saya berusaha selalu menerapkan prinsip seperti itu dalam kehidupan sehari-hari saya. Tidak mudah memang, karena sikap mendahulukan kepentingan pribadi adalah manusiawi. Tapi yang penting adalah bagaimana supaya kita mau rendah hati untuk melihat dari sudut pandang berbeda. Percaya tidak percaya, berkat akan selalu ada untuk orang-orang yang mau berbagi. Mungkin tidak langsung terlihat atau terasa saat itu juga. Tapi berkat itu akan datang di waktu yang tepat.
Masih banyak hal-hal yang saya pelajari dari Mamak terutama yang tidak saya dapatkan di sekolah. Namun tiga hal inilah yang selalu saya ingat hingga membentuk karakter saya yang sekarang. Dan pastinya ketiga hal ini akan saya turunkan kepada anak saya kelak, meski mungkin dengan cara yang berbeda. Maka tidak salah ada istilah Ibu adalah sekolah pertamaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H