Salah satu penyebab seseorang mudah terserang penyakit biasanya justru datang dari diri orang tersebut, yakni sistem kekebalan tubuh (imunitas) yang buruk. Imunitas yang rendah dapat membuat kesehatan seseorang drop meski hanya menderita penyakit ringan seperti flu atau meriang. Penularan penyakit ini bisa melalui udara, makanan atau minuman, kontak dengan orang atau hewan yang sedang sakit, infeksi bakteri atau virus melalui hewan pembawa, dan sebagainya. Oleh sebab itu stamina dan imunitas harus terus menjadi prioritas utama untuk pencegahan penyakit, terutama ketika seseorang memiliki tingkat aktivitas yang tinggi.
Saat kecil, boleh dibilang saya suka sakit-sakitan meski penyakitnya berulang kali hanya itu-itu saja, seperti demam, batuk dan flu. Oleh sebab itu para suster di rumah sakit tempat ibu saya bekerja sebagai perawat, sudah mengenal saya karena saya sering keluar-masuk instalasi rawat jalan sebagai pasien. Untungnya ketika saya duduk di bangku SMP, saya sudah jarang sakit-sakitan. Selain karena saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler basket yang melatih fisik, saya juga menjadi sadar akan pentingnya untuk tidak sakit. Mengapa? Karena kalau sakit apalagi sampai terpaksa istirahat di rumah, sudah pasti saya akan ketinggalan pelajaran. Dan saya tidak mau kerepotan mengejar ketinggalan tersebut karena, tidak ketinggalan saja saya sudah kerepotan dengan tugas dan ulangan yang bertumpuk, apalagi kalau sampai tertinggal?
Karena itulah, mulai sejak SMP saya sadar betapa pentingnya keadaan sehat itu. Jadi saya selalu berusaha untuk menuruti kata-kata ibu saya untuk menjaga stamina dengan makan teratur, minum banyak air putih dan banyak makan sayur. Kebiasaan ini terus berlanjut sampai saya duduk di bangku SMA, perkuliahan, hingga saat ini.
Meski pekerjaan saya hanya sebagai karyawan kantoran yang didominasi dengan duduk di belakang komputer sambil sesekali keluar kantor untuk mengurus dokumen di instansi pemerintah, saya sadar untuk tetap memperhatikan stamina dan imunitas tubuh saya. Adakalanya saya harus bekerja lembur selama beberapa hari sehingga jam tidur menjadi berkurang, karena baru sampai di rumah menjelang pukul sembilan malam dan harus kembali berangkat ke kantor sebelum matahari terbit. Pada saat-saat itulah saya beresiko terserang penyakit.
Karena namanya juga Tolak Angin, orang lebih banyak mengenal khasiat produk ini untuk mencegah masuk angin dan kembung, mengurangi mual, sakit perut, pusing. Meski semuanya benar, tapi menurut saya Tolak Angin lebih dari sekadar itu. Dengan frekuensi pemakaian tertentu, Tolak Angin dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga dapat membantu melindungi kita dari serangan penyakit. Keren kan..
Mengapa Tolak Angin?
Meskipun saya seorang farmasis yang mengenal dan memahami dunia obat-obatan baik itu yang berbahan kimia maupun alami, jujur saja obat bukanlah termasuk orang yang menganut 'sedikit-sedikit, obat' bila sedang sakit. Apalagi kalau hanya sakit ringan biasa, sebisa mungkin saya menunda minum obat apalagi antibiotik. Dan kalaupun terpaksa minum obat, saya akan lebih memilih obat berbahan alami (bila produknya tersedia) daripada obat kimia. Termasuk untuk menjaga daya tahan tubuh. Lalu mengapa saya memilih Tolak Angin?
Komposisi
Komposisi utama Tolak Angin adalah "ekstrak zat aktif" dari buah Adas (Foeniculli Fructus), buah Kayu Ules (Isorae Fructus), daun Cengkeh (Caryophylli Folium), Jahe (Zingiberis Rhizoma), daun Mint (Menthae arvensitis Herba), madu (Mel depuratum) dan bahan lainnya. Bahan-bahan ini selain berfungsi sebagai antifaltulens, mencegah mual dan muntah, perut kembung, juga berfungsi sebagai antiinflamasi (anti-radang), antibakteri dan antioksidan.
Selain itu, Tolak Angin juga tidak mengandung pati (starch) yang tidak bermanfaat sehingga produk tidak tampak keruh.