Anak-anak yang kehidupan ekonominya terbatas, bisa jadi akan mengalami minder/rendah diri dan kurang bersyukur karena mereka tidak bisa memiliki apa yang orang lain pamerkan. Sudah sering dengar kan, banyak juga anak-anak yang menuntut orangtuanya membeli ini itu, padahal belum tentu orang tuanya mampu. Pada titik tertentu, tidak menutup kemungkinan anak tersebut mudah mengalami depresi.
3. Kemampuan Bersosialisasi
4. Kognitif
Boleh dibilang segala informasi ada di dalam internet. Tinggal ketik satu kata, akan muncul semua informasi yang kita inginkan. Orang dewasa tentunya bisa membedakan mana sumber-sumber yang bisa dipercaya atau tidak. Tapi pada anak, jika tidak ada yang mendampingi, mereka akan sulit membedakan mana fakta atu fiksi.
Selain itu, sekolah saat ini juga sudah mulai mengarahkan para muridnya menggunakan internet untuk menyelesaikan tugas. Bahkan bagi yang setingkat SD. Alih-alih internet, saya pribadi lebih setuju para siswa setingkat SD diajarkan mencari sumber melalui buku atau media cetak.Â
Cara semacam itu lebih melatih anak untuk mengenal dan mencari sendiri  sumber informasi yang terpercaya untuk tugas mereka. Barulah setingkat SMP mereka mulai diperkenalkan menggunakan internet untuk tugas sekolah. Itu pun perlu diarahkan juga supaya mereka jangan sampai terbiasa dengan plagiarisme.
Resiko ini juga perlu diperhitungkan. Banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab di luar sana yang memanfaatkan anak-anak yang masih polos dan belum memiliki pola pikir analitis untuk memberikan informasi-informasi pribadi.Â
Anak-anak bisa saja memasukkan informasi tentang alamat rumah, nomor telepon dan informasi lainnya, terutama ketika berselancar di medsos. Belum lagi hal-hal berbau pornografi yang tiba-tiba suka muncul tanpa disengaja.
Lalu bagaimana supaya anak-anak ini terhindar dari efek-efek buruk semacam itu? Kembali pada keluarga. Bagaimanapun, seorang anak pastilah masih berada di bawah pengawasan orangtua. Oleh sebab itu, peran orangtua sangat penting, misalnya: