Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jangan Anggap Remeh Resistensi Antibiotik!

19 Juli 2017   11:52 Diperbarui: 19 Juli 2017   17:33 3028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlu diketahui, perkembangan penyakit baru lebih cepat daripada pengembangan obat baru. Waktu yang dibutuhkan untuk menemukan obat baru bisa puluhan tahun karena harus melalui tahap-tahap yang sangat ketat mulai dari penelitian awal, uji pre-klinik hingga uji klinik (akan saya jelaskan di lain kesempatan). Jadi jangan sampai kasus resistensi antibiotik menjadi pandemi, sementara obat-obat baru belum ditemukan. Jika hal itu sampai terjadi, seseorang yang hanya menderita sakit batuk biasa, bisa saja meninggal karena tidak ada lagi antibiotik yang berefek. Bijaklah menggunakan antibiotik.

"Antibiotics are truly miracle drugs that have saved countless millions of lives. But antibiotic resistance is a critical public health issue that is eroding the effectiveness of antibiotics and may affect the health of each and every one of us" - Betsy Bauman.

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun