Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mencegah Pelecehan Seksual dengan Cat Kuku, Bagaimana Caranya?

6 Desember 2016   13:57 Diperbarui: 10 November 2017   13:08 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wanita mana yang sama sekali belum pernah memakai cat kuku? Saya yakin sebagian besar wanita (termasuk saya sendiri) pernah menggunakannya, atau bahkan memiliki hobi memulas kuku dengan berbagai cat warna-warni untuk menunjang penampilan mereka. Namun siapa sangka, kelak cat kuku bukan hanya berfungsi untuk memperindah jari-jari tangan dan kaki para penggemarnya, tetapi juga mampu menghindarkan mereka dari bahaya. Bagaimana caranya?

Saat ini, empat orang mahasiswa North Carolina State University: Tyler Confrey-Maloney, Stephen Gray, Ankesh Madan dan Tasso von Windheim tengah mengembangkan proyek pembuatan cat kuku yang dapat mendeteksi kandungan obat bius dalam minuman, bernama Undercover Colors. Di Amerika Serikat, kasus pemerkosaan wanita saat berkencan dengan orang yang baru dikenal/date rape cukup banyak terjadi. Biasanya obat bius akan dimasukkan ke dalam minuman dan membuat wanita yang meminumnya teler dan tidak menyadari apa yang telah terjadi padanya. Dan rupanya kasus date rape ini tidak hanya dilakukan oleh orang yang baru dikenal Si Korban, melainkan juga oleh orang-orang terdekat mereka. Oleh sebab itu, keempat mahasiswa ini ingin mengembangkan teknologi yang mampu memberikan efek pencegahan sekaligus bisa menunjang penampilan para wanita. 

Undercover Colors, kelak akan akan dapat mendeteksi obat bius ketika para wanita diam-diam mengaduk minuman mereka dengan jari tangan. Jika cat kuku mereka berubah warna, itu berarti ada yang tidak beres dengan minuman mereka. Dan saat ini Undercover Colors sedang dikembangkan untuk mendeteksi Rohypnol. Rohypnol/Flunitrazepam, merupakan salah satu senyawa obat turunan Benzodiazepine dan memiliki efek mirip Diazepam/Valium yang bisa menyebabkan penurunan kesadaran dan amnesia bagi orang yang meminumnya. Rohypnol sendiri termasuk obat ilegal di Amerika Serikat karena sering disalahgunakan dalam kasus pelecehan seksual, sehingga sering disebut juga sebagai date-rape drug. Warnanya yang jernih ketika dilarutkan dalam minuman, membuat obat ini sering tidak terdeteksi secara kasat mata.

Namun, sebagaimana wajarnya sebuah pengembangan teknologi, proyek Undercover Colors tetap menuai pro dan kontra. Huffington Post berpendapat bahwa tingkat pelecehan seksual bisa dikurangi/dicegah dengan cara yang lebih bermoral dengan lebih mengedepankan pendekatan secara terbuka. Masalah keamanan individu dari tindak pelecahan seksual, lagi-lagi tergantung pada sikap orang itu sendiri, karena tidak hanya selalu terjadi pada wanita melainkan pada pria juga. Beberapa cara yang di kemukakan Huffington Post mulai dari komitmen untuk mendengarkan laporan dari para korban pelecehan seksual dan memberikan solusi secara nyata, karena faktanya masih banyak korban yang melaporkan tindak pelecehan seksual, namun mereka tidak didengar, hingga melibatkan peranan pria untuk pencegahan.

Lalu, menurut kalian sendiri, apakah cat kuku semacam ini perlu diedarkan juga di Indonesia?

Sumber:
[1], [2], [3], [4]

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun