Mohon tunggu...
Irma Wulan Maudia
Irma Wulan Maudia Mohon Tunggu... Diplomat - Mahasiswa Hubungan Internasional UNSRI

Faculty of Science and Politics - Sriwijaya University Internasional Relations'19

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teori Kepentingan dalam Paradigma Realisme Terkait Pembunuhan Jamal Khashoggi

14 Maret 2020   02:00 Diperbarui: 10 April 2020   21:39 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


Jamal Khashoggi merupakan seorang jurnalis terkenal dari Amerika Serikat (AS) ia memiliki kewarganegaraan Arab Saudi, Khashoggi juga merupakan keturunan dari negara Turki yang ia dapat dari kakeknya.

Seperti yang kita ketahui sampai saat ini kasus pembunuhan Khashoggi di Konsulat Saudi Istanbul, Turki pada Oktober 2018 ini masih menjadi misteri karena belum menemukan titik terang dimana dan bagaimana jasad Khashoggi itu sekarang. Sehingga, kasus ini menjadi perhatian dunia pada tahun 2018 hingga sekarang. Ada yang menyebutkan bahwa jasad Khashoggi itu telah di mutilasi serta dilarutkan dalam zat-zat bahan kimia tertentu untuk melenyapkan barang bukti dan lain sebagainya oleh para pelaku itu.

Seorang penasihat dari Turki bernama Aktay yang juga merupakan salah satu sahabat karib Jamal Khashoggi ini mengemukakan pendapatnya bahwa " Pemerintah Riyadh berpikir bahwa Jamal Khashoggi ini dapat berpotensi mengorganisasikan oposisi yang ada ". Aktay juga mengatakan alasan mencurigakan ini berasal dari dibangunnya keparanoidan, kekuasaan, ketakutan pemerintah, dan kepengecutan dari Saudi.

Aktay juga merupakan seorang Sosiolog dan dari kecurigaan yang dikemukakan Aktay tadi bahwa telah terlihat adanya " National Interest" atau Kepentingan Nasional pada Negara Saudi itu sendiri. Karena, Saudi menganggap bahwa sang jurnalis dapat menjadi oposisi dalam dunia politik serta organisasi atau sebagai penentang dari golongan yang berkuasa itu sendiri. Teori Kepentingan ini pada mulanya dikemukakan oleh Hans Morgenthau dimana dia berpendapat bahwa kepentingan nasional merupakan sebuah cara untuk mencapai kekuasaan, karena melalui kekuasaan itulah suatu negara dapat menguasai negara lain. Seperti yang kita ketahui teori kepentingan ini merupakan salah satu cabang dari Paradigma Realisme dalam Ilmu Hubungan Internasional. Paradigma ini berpendapat bahwa negara merupakan aktor utama yang bersifat anarki dan selalu merasakan insecure ( perasaan tidak aman setiap waktunya ).

Dalam kasus ini pada mulanya Riyadh tidak mengakui perilaku kejamnya ini, sampai pada akhirnya pemerintah Saudi mengakui pembunuhan ini merupakan peristiwa yang telah terencana sebelumnya. Sampai saat ini telah tercacat 18 tersangka yang terlibat dalam kasus pembunuhan Jamal Khashoggi ini.

Referensi :
https://www.islampos.com/kenapa-jamal-khashoggi-dibunuh-110669/
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20181022120254-134-340357/kasus-khashoggi-dan-upaya-turki-buktikan-kebusukan-saudi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun