Seorang mahasiswa tentu tidak lepas dari pembuatan karya ilmiah atau sebuah karya tulis. Itulah sebabnya mahasiswa harus tahu bagaimana tahapan-tahapan penulisan karya ilmiah yang baik. Dalam membuat sebuah karya ilmiah harus dibuat dengan benar sesuai dengan teknik dan tahapannya. Penulisan karya ilmiah pastinya berbeda dengan karya tulis lain, seperti novel, majalah, koran atau lainnya.
Kegiatan menulis adalah cara seseorang untuk menuangkan ide atau gagasan mereka dalam bentuk tulisan. Meski demikian, kegiatan menulis tidak dapat terjadi tanpa adanya suatu proses atau tahapan menulis. Oleh karena itu, menulis membutuhkan kemampuan dan proses yang tidak terjadi secara alamiah.
Dengan menulis juga, seseorang dapat mengekspresikan ide, pendapat, dan perasaan mereka secara tertulis. Proses ini memerlukan keterampilan dan tahapan yang sistematis untuk menghasilkan sebuah tulisan yang dapat dipahami oleh pembaca.
Selain diperlukan proses atau tahapan menulis, kegiatan menulis juga membutuhkan beberapa kemampuan yaitu kemampuan berbahasa yang bersifat produktif, kemampuan mengolah kata, dan kemampuan menuangkan ide atau gagasan menjadi rangkaian yang sistematis.
Karya tulis ilmiah yang baik dapat diciptakan oleh seorang penulis yang paham tentang konsep dasar menulis. Oleh karena itu, mahasiswa harus memahami tahapan membuat karya tulis ilmiah yang baik.
Tahapan Penulisan Karya Ilmiah
Dalam menyusun karya ilmiah ada berbagai tahapan yang diperlukan di antaranya:
1. Â Pratulis
Tahap pranulis merupakan tahap paling awal dalam kegiatan menulis. Pada tahapan ini, penulis akan mempersiapkan apa saja yang akan ditulis pada karya ilmiah seperti memilih topik dan tema, menentukan judul, mengumpulkan bahan, dan membuat outline. Penulis juga akan mengumpulkan gagasan atau informasi dan akan mulai mencoba membuat kerangka atau garis besar tulisan yang akan ditulis.Â
2. Â Pembuatan
Pada tahap ini, Â penulis sudah mulai bisa mengembangkan kerangka tulisan menjadi draf tulisan yang disusun secara kasar. Pada proses ini, penulis akan mulai lebih mengutamakan isi tulisan daripada tata tulisnya, sehingga semua pikiran, gagasan, dan perasaan mampu tertuang ke dalam tulisan.
Dalam membuat karya ilmiah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
1. Asas penulisan seperti kejelasan, keringkasan dan ketepatan .
2. Pedoman penulisa seperti pilihlah kata yang umum dikenal, dan hindari kata-kata yang tidak perlu.
3. Sikap ilmiah seperti ingin tahu, kritis, objektif, dan menghargai karya orang lain
3. Â Revisi
Tahap revisi adalah proses di mana penulis dapat memperbaiki tulisannya dengan menambah atau mengurangi data, kalimat, dan informasi yang diperlukan. Selain itu, penulis juga perlu menyempurnakan draf atau tulisan untuk tetap fokus pada tujuan. Revisi memungkinkan penulis untuk menyaring ide dan melengkapi draf menjadi lebih lengkap, mempertajam perumusan tulisan, serta mengubah urutan penulisan.
Di tahapan revisi ini, penulis juga bisa menambahkan berbagai aspek, misalnya ilustrasi gambar dan lain sebagainya untuk memperjelas isi tulisan dan agar pembaca lebih memahami maksud dan tujuan disampaikannya sebuah komunikasi melalui tulisan.
4. Penyuntingan
Setelah melakukan proses revisi, maka tahap selanjutnya adalah melakukan penyuntingan. Pada tahap ini, penulis memeriksa kembali keseluruhan teks agar tidak terjadi kesalahan penulisan.
Selanjutnya di tahap penyuntingan, penulis masih bisa melakukan perbaikan dengan cara meneliti kembali kesalahan penulisan, ejaan, tatabahasa, kebenaran fakta, legalitas, konsistensi dan gaya penulisan.Â
Selain itu, penulis juga harus memperhatikan ketepatan gagasan utama, pemilihan kalimat demi kalimat, tujuan penulisan, dan juga apakah tulisan yang dibuat sudah sesuai dengan kriteria penerbitan. Hal ini dilakukan agar penulis mampu memahami kekurangan dan kesalahan yang terdapat pada tulisannya, sebelum akhirnya sampai pada penerbit.
5. Publikasi
Tahapan penulisan karya ilmiah yang terakhir adalah tahap publikasi. Sebelum mempublikasikan tulisannya, penulis biasanya akan mencari masukan dan mendapatkan komentar terlebih dahulu dari organisasi atau orang terdekatnya mengenai tulisan atau karya ilmiah yang dia hasilkan. Setelah itu, penulis akan menemukan media publikasi yang sesuai seperti penerbit, majalah, media massa dan lain sebagainya.
Publikasi bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Publikasi media massa
2. Publikasi tatap muka
Sebuah karya ilmiah yang telah selesai dibuat tidak bisa disebut sebagai karya ilmiah jika tidak mendapatkan pengakuan dari orang lain. Oleh karena itu, penulis harus berani untuk mempublikasikan hasil dari karya ilmiahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H