Selanjutnya di tahap penyuntingan, penulis masih bisa melakukan perbaikan dengan cara meneliti kembali kesalahan penulisan, ejaan, tatabahasa, kebenaran fakta, legalitas, konsistensi dan gaya penulisan.Â
Selain itu, penulis juga harus memperhatikan ketepatan gagasan utama, pemilihan kalimat demi kalimat, tujuan penulisan, dan juga apakah tulisan yang dibuat sudah sesuai dengan kriteria penerbitan. Hal ini dilakukan agar penulis mampu memahami kekurangan dan kesalahan yang terdapat pada tulisannya, sebelum akhirnya sampai pada penerbit.
5. Publikasi
Tahapan penulisan karya ilmiah yang terakhir adalah tahap publikasi. Sebelum mempublikasikan tulisannya, penulis biasanya akan mencari masukan dan mendapatkan komentar terlebih dahulu dari organisasi atau orang terdekatnya mengenai tulisan atau karya ilmiah yang dia hasilkan. Setelah itu, penulis akan menemukan media publikasi yang sesuai seperti penerbit, majalah, media massa dan lain sebagainya.
Publikasi bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Publikasi media massa
2. Publikasi tatap muka
Sebuah karya ilmiah yang telah selesai dibuat tidak bisa disebut sebagai karya ilmiah jika tidak mendapatkan pengakuan dari orang lain. Oleh karena itu, penulis harus berani untuk mempublikasikan hasil dari karya ilmiahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H