Mau dibawa kemana bisnis anda berjalan…. ? itulah kalimat yang sering dan selalu saya tanyakan pada sahabat sahabat saya di Womanpreneur community , yang merupakan wadah belajar bisnis bagi wanita, maupun kepada klien klien kami pelaku UKM saat saya memberikan personal coaching dalam pengembangan usaha mereka. Dan sepenggal kalimat tersebut seringkali hanya terjawab dengan senyuman sambil garuk kepala.Naah loo
Ketika kita mempunyai keinginan dengan segala ide-ide dalam memulai wirausaha yang paling utama dilakukan adalah mencari bisnis yang cocok dengan kondisi diri kita dan keluarga.
Kecocokan jenis bisnis yang akan kita geluti tentunya telah dilakukan penilaian dari banyak sudut seperti kondisi modal, keinginan, pengetahuan, lokasi, pengalaman, dukungan dan mungkin adanya coach namun kadang kita lupa terhadap sesuatu yang paling mendasar dalam langkah awal yaitu “Bisnis Yang Cocok dengan diri kita”
Sebenarnya untaian kata ” cocok dengan diri kita ” bukan berarti jenis bisnis ini selalu bersahabat dengan diri kita dan tidak akan mengalami kegagalan.
Bagi siapapun yang tidak /belum pernah berwirausaha dan ingin belajar maka ada nilai yang harus kita korbankan karena kegagalan. Bagi kita yang menganggap kegagalan adalah hantu yangs selalu membayangi diri kita maka penyesalan dan ketakutan akan selalu menempel setiap hari.
Karena itu tanyakan pada diri kita jika pada tahap pertama anda belajar berwirausaha jika anda mengalami kegagalan maka apa yang harus anda lakukan…..?
Jika anda trauma dengan kegagalan maka jangan pernah berusaha mencoba untuk belajar masuk zona ketidak pastian. Dan sebaliknya jika anda merasa mendapatkan manfaat dari kegagalan tersebut maka anda telah lulus dalam belajar berwirausaha…
Dalam belajar berwirausaha tidak ada satupun para pembelajar mengetahui kapan kegagalan itu akan jatuh pada diri kita. Berapa lama waktu yang dibutuhkan kegagalan menghampiri kita …? apakah 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun atau 3 tahun.
Semakin lama waktu kegagalan mengahmpiri usaha kita maka makin sakit rasanya dan makin sulit serta makin ragu kita untuk bangkit dan menghalau kegagalan tersebut.
Banyak para pembelajar wirausaha susah bangkit bahkan tidak percaya diri lagi dan menganggap kegagalan adalah takdir, nasib, garisan tangan dan sebagainya. Padahal kegagalan adalah bagian dari pembelajaran yang harus kita lalui, karena kebodohan kita, karena kita masih belum cerdas dan belum lihai dalam mengelola bisnis.
Saat kita pertama kali mulai melangkah hampir semua pembelajar wirausaha senang, bangga dan merasa berhasil di minggu, bulan dan tahun pertama. Namun kita kehilangan optimisme, kehilangan gairah dan harapan. Kita merasa seakan-akan menemui jurang yang sangat dalam dan tak berdasar dikarenakan kebingungan“bagaimana dan akan dibawah kemana bisnis yang telah kita mulai ini. Kebingunan dan apatis biasanya terjadi dengan tenggang waktu yang berbeda-beda ada yang telah meraskan saat 3 bualan ke dua, ada yang merasakan saat 6 bulan kedua dan adapula yang meraskan saat 1 tahun kedua bahkan ada juga kegagalan terjadi pada saat 2 tahun kedua.